MENTERI Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan investasi teknologi pada bidang kecerdasan buatan generatif (artificial intelligence/AI generatif) sektor swasta di Indonesia mengalami lonjakan hingga enam kali lipat. Kenaikan itu terjadi dalam waktu tiga tahun.
Pihaknya mencatat, investasi AI generatif atau jenis AI yang mendukung pembuatan konten baru di 2021 hanya sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp63,7 triliun (kurs Rp15.947) di 2021. Jumlah itu mengalami kenaikan pesat menjadi US$25 miliar atau senilai Rp398 triliun di 2023.
"Di Indonesia perkembangan AI mengalami signifikansi. Investasi pada teknologi AI generatif meningkat lebih dari 6 kali lipat," ujar Meutya dalam forum AI for Indonesia by Kumparan, di Jakarta, Rabu (4/12).
Meutya menyampaikan di negara-negara global north atau negara maju dengan pendapatan tinggi, keberadaan AI telah memberi dampak bagi 60% pekerjaan. Adapun di negara-negara global south atau negara berkembang dengan pendapatan menengah dan rendah, AI berdampak bagi masing-masing 40% dan 26% pekerjaan.
"Negara maju mendominasi permintaan pasar kerja AI di tingkat global. Seperti, Amerika Serikat, lalu Spanyol, Swedia, Belgia, Belanda, dan Perancis," jelas Menkomdigi dalam forum yang penyelenggaraannya juga didukung Media Indonesia sebagai media partner itu.
Pemerintah, lanjut Meutya, tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi dunia (gobal tech companies) untuk pembangunan infrastruktur digital di Indonesia supaya merata dan mengembangkan talenta digital di Tanah Air.
"Kita juga sedang bekerja sama dengan beberapa global tech companies untuk bagaimana kita mewujudkan talenta-talenta digital, khusus AI," ucap politikus Partai Golkar itu.
Selain itu, penggunaan AI generatif juga dapat meningkatkan layanan publik. Lewat teknologi tersebut akan mampu menganalisis dan mengolah big data secara efisien dan efektif. Pemerintah akan membangun sejumlah pusat data nasional. Salah satunya berada di Cikarang, Jawa Barat.
"Pemerintah akan menyiapkan pusat data nasional yang bertujuan mengintegrasikan layanan data dalam mendukung program satu data Indonesia. Layanan ini amat berperan ke depan tentunya dalam kemanfaatan teknologi AI yang berbasis pada validitas dan kontinuitas data," pungkas Menkomdigi. (X-10)