Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan hasil rapat pemerintah bersama pengusaha SPBU swasta dan Pertamina terkait mekanisme pembelian bahan bakar minyak (BBM).
Dalam rapat tersebut, para pengusaha SPBU swasta menyatakan kesediaannya untuk membeli BBM dari Pertamina dengan ketentuan tertentu.
"Kami baru selesai rapat dengan teman-teman dari swasta dan Pertamina menghasilkan empat hal. Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli dan kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya adalah harus berbasis base fuel, ya artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin teh, tadi dirjen saya menjelaskan kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh, tapi sekarang mereka bilang jangan teh, katanya air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (19/9/2025).
Bahlil Lahadalia menambahkan, untuk memastikan kualitas dan keterbukaan harga, telah disepakati mekanisme bersama antara Pertamina dan pengusaha swasta yaitu dengan adanya joint surveyor. Jadi sebelum barang berangkat akan ada persetujuan bersama yang dilakukan.
Harga Bakal Fair
Rapat itu juga menghasilkan persetujuan soal harga. Bahlil menuturkan Pertamina juga akan fair terhadap harga sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
“Yang ketiga juga menyangkut dengan harga, kita ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas tetapi kita juga harus fair, enggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama semua terbuka dan sudah disetujui juga terjadi open book dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju,” jelasnya.
Menurut Bahlil, kesepakatan tersebut mulai dijalankan segera. Ia menegaskan, stok cadangan BBM nasional saat ini aman, berada pada kisaran 18–21 hari. Pemerintah menargetkan dalam waktu paling lambat tujuh hari ke depan, pasokan BBM tambahan sudah masuk ke Indonesia yang nantinya akan digunakan oleh SPBU swasta.
BBM SPBU Swasta Langka, Pengusaha Kasih Solusi Ini
Sebelumnya, sejumlah SPBU swasta di Jakarta mengalami kelangkaan BBM. Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Batu bara dan Mineral Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira mengatakan, pada tahun 2026 dibutuh perencanaan yang matang dari SPBU swasta dengan melibatkan lembaga independen untuk penyusunan dan transparansi kinerja.
"Saya juga meminta kepada Pertamina agar melakukan koreksi dan perbaikan produk serta layanan sehingga tercipta persaingan bisnis yang sehat antar SPBU swasta dan milik negara,” kata Anggawira Jumat (19/9/2025).
Anggawira pun berharap, kelangkaan SPBU swasta tidak terjadi lagi ke depannya sekaligus menjawab kegelisahan dan masukan dari masyarakat akan kebutuhan BBM yang berkualitas dalam negeri.
"Perlu perbaikan dalam rangka menyusun kebutuhan dan pengembangan SPBU masing-masing karena ada yang pengembangan SPBU lebih progresif dan ada yang standar saja,” harap dia.
Jalan Tengah
Terkait dengan arahan Menteri Bahlil kepada badan usaha swasta (BU swasta) untuk membeli BBM ke Pertamina, Anggawira menilai, hal tersebut menjadi jalan tengah yangvbisa diambil agar kebutuhan mereka tercukupi dan bisnis bisa berjalan.
“Keputusan Pak Bahlil sudah sesuai dengan arahan Presiden Prabowo beberapa waktu lalu mengenai komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikontrol oleh negara merupakan arah kebijakan yang jelas terkait ketahanan energi nasional," yakin dia.
Anggawira optimis, kolaborasi antara SPBU swasta dan Pertamina sangat penting. Sebab Ketersediaan BBM merupakan kebutuhan vital masyarakat dan harus tetap dikendalikan oleh negara untuk menjaga stabilitas pasokan.
"Silakan berkolaborasi dengan Pertamina. Kenapa Pertamina? Pertamina itu representasi negara," dia menutup.