BENCANA longsor yang kerap kali melanda wilayah Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, membuat pemerintah melakukan pemotongan bukit yang berada di atas tikungan Tirtanadi di wilayah tersebut. Ini disebut sebagai salah satu solusi untuk menghindari bencana tersebut. Selain itu, pembangunan dinding penahan juga akan dilakukan.
"Solusinya, memotong tebing untuk menghindari longsor," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut Mulyono, Rabu (4/12).
Tebing yang dipotong berada persis di atas belokan tajam menanjak yang melintasi pintu mata air Sumbul milik PDAM Tirtanadi (tikungan Tirtanadi).
Sementara itu, Pj Bupati Deliserdang Wiriya Alrahman pun sependapat dengan solusi tersebut yang dianggap bisa mengantisipasi bencana longsor. Bukit di atas jalan yang melintasi kawasan itu perlu pemotongan karena kemiringannya mencapai lebih dari 45 derajat. Kemiringan perlu dikurangi agar bukit tidak lagi rentan mengalami longsor. Pun, ucap Wiriya, kondisi tanah di bukit itu berjenis lempung yang rentan terhadap pengikisan.
"Sedikit curah hujan tinggi, bisa terjadi longsor. Karena itu kami setuju kemiringan tebing harus dikurangi di bawah 45 derajat, yaitu dengan cara cutting (pemotongan)," ujarnya.
Tikungan Tirtanadi merupakan bagian dari Jalan Letjen Jamin Ginting, jalur yang menghubungkan wilayah Kota Medan dengan Kabupaten Karo. Bentangan jalan sepanjang 79 kilometer itu juga melintasi wilayah Kabupaten Deliserdang. Tikungan ini berupa belokan tajam yang menanjak (dari arah Medan), diapit bukit tinggi di sebelah kanan dan jurang di sebelah kiri. Situasi jalan seperti itu sebenarnya tidak hanya berada di kawasan tikungan Tirtanadi tetapi banyak ditemui di sepanjang Jalan Letjen Jamin Ginting yang berstatus jalan nasional, seperti wilayah Tahura, Berastagi.
Namun, kawasan tikungan Tirtanadi tercatat sudah berkali-kali mengalami longsor hingga pohon tumbang yang memakan korban jiwa. Seperti yang terjadi pada Selasa (26/11) malam, longsoran yang jatuh dari bukit di kawasan tikungan itu merenggut 10 nyawa serta melukai 23 orang penumpang dan sopir dari sejumlah kendaraan yang kebetulan melintas.
Selain memotong bukit, lanjut Kadis PUPR Mulyono, pemerintah juga akan membangun tembok penahan tanah di areal yang rawan longsor. Langkah-langkah yang akan diambil itu sudah dikoordinasikan dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dan sedang dalam pengkajian.
Bersama dengan BBPJN, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terutama terkait dengan perizinan untuk melakukan aktivitas di bukit yang termasuk dalam kawasan cagar alam itu.(M-2)