Liputan6.com, Jakarta Elon Musk kembali membuat gebrakan di industri otomotif dan teknologi. Tesla resmi meluncurkan layanan robotaxi pertamanya di Austin, Texas, pada akhir pekan lalu, dengan tarif flat sebesar USD 4,20 (sekitar Rp68 ribu). Langkah ini menandai pergeseran besar Tesla dari produsen mobil menjadi penyedia layanan transportasi berbasis teknologi otonom.
Dalam pengumumannya, Musk menyebut peluncuran ini sebagai “momen bersejarah.” Tesla mulai menguji layanan ini menggunakan armada kendaraan Model Y yang dilengkapi sistem Full Self-Driving (FSD). Meskipun mobil-mobil tersebut masih dilengkapi dengan pengemudi cadangan sebagai antisipasi, seluruh proses perjalanan dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Penetapan harga flat sebesar USD 4,20 diberlakukan bukan tanpa makna. Selain menjadi angka yang kerap diasosiasikan dengan budaya internet dan karakter santai Musk, tarif ini juga merupakan strategi agresif yang sangat mungkin mengganggu pasar ride-hailing konvensional. Untuk perbandingan, tarif rata-rata Uber atau Lyft untuk perjalanan serupa di kota besar bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat.
Strategi ini bisa menjadi pintu masuk Tesla dalam menggeser dominasi pemain lama di industri transportasi on-demand. Dengan kontrol penuh atas hardware (mobil) dan software (FSD), Tesla memiliki posisi unik untuk menawarkan pengalaman transportasi yang lebih efisien dan dalam jangka panjang, berbiaya lebih rendah.
Transformasi Model Bisnis Tesla
Langkah ini juga mencerminkan transformasi model bisnis Tesla. Selama ini, perusahaan otomotif umumnya hanya berfokus pada penjualan kendaraan. Namun dengan layanan robotaxi, Tesla mulai membangun ekosistem di mana mereka tidak hanya menjual mobil, tetapi juga mengoperasikan armada dan menjual layanan mobilitas.
“Ini bukan sekadar mobil otonom, ini adalah platform bisnis baru,” ujar Musk saat memperkenalkan layanan ini.
Kehadiran robotaxi Tesla sangat mungkin mengancam model bisnis seperti Uber, Lyft, dan layanan ride-hailing lainnya. Selain soal harga yang lebih kompetitif, Tesla mengandalkan teknologi miliknya sendiri tanpa ketergantungan pada driver manusia, yang selama ini menjadi tantangan utama dalam skala operasional dan biaya.
Penerimaan Publik
Namun, keberhasilan Tesla dalam skala besar tetap bergantung pada beberapa faktor penting seperti penerimaan publik, regulasi pemerintah, serta kemampuan sistem FSD dalam menangani situasi jalan yang kompleks.
Untuk saat ini, layanan robotaxi Tesla hanya tersedia secara terbatas di wilayah Austin. Namun, Musk menyatakan bahwa ini hanyalah permulaan. Ia optimistis layanan ini akan diperluas ke kota-kota besar lainnya di Amerika Serikat, bahkan secara global, dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan peluncuran ini, Tesla menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bersaing di pasar otomotif, tetapi juga siap memimpin revolusi transportasi berbasis kecerdasan buatan. Industri ride-hailing kini menghadapi tantangan baru dari arah yang mungkin belum sepenuhnya mereka antisipasi.
Reporter: Linda Maulida