Rincian Asumsi Makro APBN 2026: Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,4%

1 month ago 52

Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah, menyampaikan hasil final kesepakatan dengan pemerintah terkait asumsi makro APBN 2026.

Hal itu disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026 di kantor DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Angka yang disepakati antara lain pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, nilai tukar rupiah Rp 16.500 per dolar AS, serta suku bunga SBN 10 tahun di level 6,9 persen.

Selain itu, harga minyak mentah Indonesia dipatok pada USD 70 per barel, lifting minyak bumi 610 ribu barel per hari, dan lifting gas 984 ribu barel per hari.

"Keseluruhan kesepakatan angka angka di atas kita asumsikan sebagai fondasi penting bagi pemerintah badan anggaran DPR mendukung kegiatan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," kata Said Abdulla.

Kata Said, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berkisar 7 sampai 8% dalam jangka menengah. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi 5,4% di atas sebagai fondasi penting bagi pemerintah agar pertumbuhan ekonomi dirasakan rakyat.

Sepakat Jaga Stabilitas Inflasi dan Kurs Rupiah

Banggar bersama pemerintah sepakat menjaga stabilitas inflasi dan kurs rupiah. Keduanya dianggap krusial karena bisa menimbulkan gejolak harga di sektor riil, mengganggu stabilitas moneter, bahkan berpotensi memicu krisis. Karena itu, konsistensi kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci.

"Badan anggaran bersama pemerintah sepakat inflasi dan kurs rupiah harus dijaga agar stabil, Sebab keduanya bisa memicu gejolak harga pada sektor riil, menimbulkan guncangan pada sisi moneter, serta memicu letupan krisis lainnya," ujarnya.

Dalam konteks ini, koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan Bank Indonesia dinilai wajib berjalan harmonis. Menurut Said, kolaborasi tiga pilar tersebut akan membuat kebijakan fiskal dan moneter lebih gesit, kreatif, serta konsolidatif.

Suku Bunga SBN

Suku bunga SBN 10 tahun ditetapkan di level 6,9 persen. Angka itu, kata Said, diposisikan sebagai level moderat dan dianggap sebagai batas atas secara psikologis. Meski demikian, ada optimisme bunga bisa ditekan lebih rendah.

Ia menambahkan, dalam sebulan terakhir terlihat tanda-tanda stabilitas yang lebih baik di pasar keuangan. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin suku bunga SBN tahun depan bisa ditekan, sehingga biaya dana yang ditanggung APBN semakin rendah.

"Dalam sebulan ini kondisi kita harapkan terus berlanjut sehingga suku bunga SBN tahun depan bisa lebih rendah sehingga biaya dana yang di tanggung APBN semakin rendah," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |