Reli Berlanjut, Harga Emas Tembus Rekor Baru!

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan performa gemilang di awal pekan ini. Setelah mencatatkan kenaikan impresif, harga emas berhasil menembus rekor sebelumnya. Pada perdagangan Senin (15/9/2025), harga emas melewati level tertinggi sebelumnya di USD 3.674 dan mencapai puncak baru di USD 3.682.

Momentum positif ini berlanjut hingga Selasa pagi (16/9/2025), di mana harga emas sempat menyentuh USD 3.689.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kenaikan harga emas ini didorong oleh meningkatnya antisipasi pasar terhadap kebijakan The Fed. Para pelaku pasar kini menaruh harapan besar pada pemotongan suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan berlangsung pada 16–17 September.

Sebagian besar pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara sebagian kecil lainnya bahkan memprediksi pemotongan yang lebih agresif, yaitu 50 basis poin,"jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (17/9/2025).

Harapan terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar ini telah menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Di saat yang sama, Dolar AS terkoreksi mendekati level terendah dalam satu minggu. Kombinasi dua faktor ini—pelemahan Dolar dan penurunan imbal hasil obligasi—secara historis menjadi katalis utama yang mendorong penguatan harga emas.

Analisis dan Proyeksi Harga Emas ke Depan

Dari sisi teknikal, kekuatan tren kenaikan emas terlihat sangat jelas. Menurut Andy Nugraha, sinyal dari pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish emas masih sangat solid.

"Jika tekanan bullish berlanjut, harga emas berpotensi menembus level USD 3.700 hari ini," ujar Andy.

Namun, ia juga memberikan peringatan terkait potensi koreksi jangka pendek jika momentum penguatan melemah.

"Jika harga gagal naik dan mengalami koreksi, level USD 3.675 menjadi area penurunan terdekat yang harus diperhatikan," tambahnya.

Selain keputusan FOMC, perhatian pasar juga tertuju pada rilis data Penjualan Ritel AS yang dijadwalkan pada Selasa (16/9/2025). Data ini dinilai penting karena dapat memengaruhi ekspektasi inflasi dan arah kebijakan The Fed selanjutnya.

Di samping itu, Senat AS dijadwalkan melakukan voting untuk mengesahkan Dr. Stephen Miran sebagai calon Dewan Gubernur Federal Reserve. Jika disetujui, kehadiran Miran bisa menambah dinamika baru dalam pertemuan kebijakan The Fed pekan ini.

Faktor-Faktor Fundamental yang Mendukung Reli Emas

Sinyal kebijakan moneter yang lebih longgar semakin diperkuat oleh beberapa data ekonomi AS terbaru. Revisi data ketenagakerjaan AS yang mengejutkan menunjukkan bahwa kenaikan jumlah pekerjaan dari April 2024 hingga Maret 2025 ternyata terlalu tinggi, dengan selisih 911 ribu. Hal ini memicu kekhawatiran tentang potensi pelemahan di pasar tenaga kerja, yang dapat mendorong The Fed untuk bertindak.

Selain itu, perubahan sikap mendadak Ketua The Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole akhir Agustus lalu, juga membuka ruang bagi pemangkasan suku bunga lebih cepat. Presiden AS Donald Trump bahkan turut menekan The Fed untuk memangkas suku bunga "lebih besar dari yang dipikirkan Powell."

Sentimen konsumen AS yang menurun juga menjadi faktor pendukung tambahan bagi harga emas. Data dari University of Michigan (UoM) pekan lalu menunjukkan Indeks Sentimen Konsumen anjlok dari 58,2 ke 55,4, mengindikasikan kekhawatiran masyarakat terhadap prospek ekonomi.

Dengan kombinasi faktor fundamental dan teknikal ini, emas diproyeksikan akan melanjutkan relinya, meski para trader tetap harus waspada terhadap volatilitas menjelang pengumuman kebijakan The Fed.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |