Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981. Ia merupakan seorang ulama, dai, dan pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Sebagai keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri pesantren Telagasari di Ponorogo, Gus Miftah aktif dalam pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia dikenal sebagai ulama muda Nahdlatul Ulama yang fokus berdakwah untuk kaum marjinal, baik di dalam pesantren maupun di luar pesantren.
Pada awal 2000-an, Gus Miftah mulai berniat berdakwah. Ia memulai dakwahnya bersama Gunardi, atau yang dikenal dengan Gun Jack, seorang tokoh yang berpengaruh di kawasan Sarkem, Yogyakarta. Dari sana, Gus Miftah mulai menggelar kajian agama rutin, meskipun awalnya menghadapi berbagai tantangan. Namun, dakwahnya berhasil menarik perhatian pekerja dunia malam di Yogyakarta, yang mulai menerima kehadirannya. Tidak jarang, pengajian yang diadakan membuat para jemaah meneteskan air mata dan mengubah perilaku mereka.
Gus Miftah kemudian melanjutkan dakwahnya ke tempat-tempat seperti klub malam dan salon plus-plus. Ia menyadari banyak pekerja malam yang kesulitan mendapatkan akses kajian agama karena stigma sosial yang ada. Beberapa dari mereka mengaku bahwa mereka tidak bisa pergi ke pengajian umum karena takut dicemooh, sementara di tempat kerja mereka tidak ada kesempatan untuk belajar agama. Gus Miftah pun hadir untuk memberikan mereka kesempatan untuk mendalami agama.
Pada tahun 2011, Gus Miftah mendirikan Pondok Pesantren Ora Aji di Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dengan pendekatan dakwah yang unik dan berbeda dari kebanyakan ulama, Gus Miftah menjadi sosok populer, terutama di kalangan generasi muda. Gaya ceramahnya yang humoris, santai, dan mudah dipahami membuatnya disukai banyak kalangan. Ia sering menggunakan analogi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih mudah diterima.
Pada tahun 2024, Gus Miftah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Gus Miftah dilantik bersamaan dengan enam tokoh lainnya. Dalam peran barunya, Presiden Prabowo meminta Gus Miftah untuk memperkuat komunikasi internasional mengenai moderasi dan toleransi beragama. Sebagai Utusan Khusus, Gus Miftah juga akan berperan aktif dalam mengawal berbagai isu kerukunan beragama di Indonesia.
Baru-baru ini, Gus Miftah menjadi viral di media sosial setelah sebuah video yang memperlihatkan dirinya menghina seorang pedagang es teh. Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat mengeluarkan kata-kata kasar kepada penjual es teh saat acara pengajian. Ia duduk di atas panggung sambil mengolok-olok pedagang es teh tersebut, yang membuat para hadirin tertawa. Namun, perilaku Gus Miftah ini menuai kritik dari warganet, yang menganggap sikap tersebut tidak pantas, mengingat Gus Miftah adalah seorang pendakwah dan pejabat penting.
Karena isu tersebut, Gerindra, Partai Presiden Prabowo mendesak Gus Miftah untuk meminta maaf kepada penjual es teh itu. Dalam akun instagram @gerindra memposting video Prabowo dengan caption, “Dengan segala kerendahan hati, mimin minta Gus Miftah untuk meminta maaf ke Bapak Penjual Es. Apa yang Gus lakukan tidak sesuai dengan apa yang Pak Prabowo inginkan dan ajarkan. Terima kasih.” (Z-11)