Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Awas Melesat

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pasar emas dunia berhasil mempertahankan posisinya di atas level psikologis USD3.300 per ons menjelang akhir pekan ini. Kenaikan harga emas ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali meluncurkan kebijakan baru dalam perang dagang global, yang mengguncang pasar komoditas.

Dikutip dari laman Kitco.com, Senin (14/7/2025), harga emas spot tercatat naik hampir 1% dalam sehari dan 0,5% selama sepekan, terakhir diperdagangkan di $3.350,89 per ons.

Meski sempat dikhawatirkan akan terguncang oleh tenggat waktu 9 Juli yang ditetapkan Trump untuk kebijakan dagang, pasar merespons dengan tenang.

Kembalinya sentimen risiko bahkan mendorong indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru. Namun, situasi ini justru mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Trump kemudian menggeser tenggat waktu tersebut ke 1 Agustus dan mengumumkan tarif impor sebesar 50% untuk tembaga, mengejutkan pelaku pasar. Langkah ini memicu reli besar-besaran di pasar tembaga, yang kemudian menarik perhatian investor terhadap komoditas industri lainnya.

Kecenderungan Invetor

Kondisi ini menunjukkan bahwa fokus investor mulai beralih dari emas ke logam industri seperti tembaga dan perak. Hal ini dikhawatirkan akan membatasi ruang kenaikan harga emas dalam waktu dekat, meskipun situasi geopolitik dan inflasi tetap memberikan dukungan.

Tembaga dan Perak Rebut Perhatian, Emas Dikhawatirkan Tersisih

Reli luar biasa di pasar tembaga dan perak menjadi tantangan serius bagi dominasi emas di sektor komoditas. Tembaga mencatat lonjakan harian terbesar dalam sejarah Comex, naik sekitar 13% setelah pengumuman tarif Trump. Lonjakan tersebut terjadi karena perusahaan-perusahaan di AS memborong tembaga menjelang tenggat waktu tarif 1 Agustus.

Saat ini, kontrak tembaga di New York diperdagangkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga di Bursa Logam London. Perbedaan harga antar bursa menciptakan krisis likuiditas yang mendorong harga lebih tinggi lagi. Kenaikan harga ini juga memperbesar tekanan inflasi di Amerika Serikat.

Perak juga tak kalah mencuri perhatian. Harga spot perak menembus level USD38 per ons, naik hampir 4% dalam sepekan. Para analis menilai perak kini menjadi alternatif investasi bernilai tinggi karena dinilai masih undervalued dibandingkan emas dan platinum.

Menurut analis ETF Robert Minter, perak bahkan bisa menjadi komoditas berikutnya yang dikenai tarif karena statusnya sebagai “mineral kritis.” Ia menyebutkan bahwa emas masih aman karena terlalu penting bagi sistem moneter global untuk dikenai tarif. Namun, momentum saat ini memang sedang mengarah ke logam industri.

Faktor Ekonomi Bikin Emas Stagnan

Meskipun harga emas tetap stabil, banyak analis kini bersikap netral karena tak melihat adanya katalis kuat dalam jangka pendek. Sentimen investor saat ini juga mulai bergeser seiring dengan ekspektasi bahwa data ekonomi AS akan mendukung sikap netral Federal Reserve. Salah satu data yang paling dinanti adalah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Juni.

Federal Reserve sendiri masih menahan diri untuk menaikkan suku bunga, mengingat inflasi tetap tinggi namun stabil. Analis dari FP Markets menyebut bahwa hanya data CPI yang bisa memicu tekanan lebih besar dari Trump terhadap The Fed. Bila data CPI lebih kuat dari perkiraan, indeks dolar bisa tetap tinggi dan emas cenderung bergerak mendatar.

Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan bahwa emas saat ini kekurangan katalis untuk kembali ke rekor tertinggi USD3.500 per ons yang tercapai pada April. Ia juga melihat bahwa para investor institusional mulai menjual saham-saham yang dibeli investor ritel, yang pada akhirnya bisa memicu koreksi baru yang justru mendukung harga emas.

Namun untuk saat ini, pasar emas berada dalam situasi tarik-menarik antara dukungan menengah dan tekanan jual jangka pendek. Banyak pelaku pasar yang mulai mengurangi eksposur menjelang libur musim panas, yang membuat pergerakan emas cenderung datar dalam beberapa pekan ke depan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |