Prediksi Harga Emas Hari Ini, Aksi Donald Trump Jadi Energi

6 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia pada hari Selasa mencatat penguatan signifikan, dengan menyentuh level USD 3.333, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap ancaman perang dagang baru antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Asia Timur.

Sentimen ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang mengumumkan rencana pemberlakuan tarif 25% terhadap seluruh barang dan produk dari Korea Selatan dan Jepang, yang akan mulai berlaku efektif pada 1 Agustus.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, keputusan Trump langsung memicu kecemasan pasar global terhadap potensi gangguan rantai pasok serta perlambatan ekonomi global. Hal ini mendorong investor untuk kembali melirik emas sebagai aset lindung nilai.

“Pergerakan harga emas saat ini mencerminkan kekhawatiran terhadap eskalasi tensi geopolitik dan kebijakan perdagangan yang agresif dari AS,” jelas Andy dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).

“Kondisi pasar menunjukkan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama ketika risiko global meningkat. Kenaikan harga menuju USD 3.333 adalah reaksi spontan terhadap berita tarif. Jika sentimen ini bertahan, harga berpotensi lanjut ke USD 3.343,” tambahnya.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang masih cukup kuat.

Andy mencatat bahwa selama harga tetap berada di atas area support USD 3.300, potensi penguatan lanjutan masih sangat terbuka.

“Jika tekanan beli tetap dominan dan tidak ada sinyal pembalikan arah yang signifikan, maka kita bisa melihat harga emas menargetkan resistance berikutnya di USD 3.343. Namun, jika terjadi tekanan jual, penurunan ke USD 3.300 bisa menjadi koreksi sehat sebelum tren naik kembali berlanjut,” jelasnya.

Meski sentimen perang dagang mendukung penguatan harga emas, logam mulia ini masih dibayangi oleh faktor fundamental lain seperti penguatan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Data terakhir menunjukkan bahwa imbal hasil obligasi 10 tahun naik 4 basis poin ke 4,389%, sementara imbal hasil riil naik menjadi 2,059%.

Kenaikan ini biasanya menekan harga emas karena meningkatkan daya tarik instrumen pendapatan tetap. Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY) turut menguat hingga 97,55, mendekati level tertingginya dalam delapan hari terakhir di 97,66.

Permintaan Emas Fisik

Di sisi lain, permintaan terhadap emas fisik masih menunjukkan kekuatan. Bank Sentral Tiongkok dilaporkan kembali menambah cadangan emasnya untuk bulan kedelapan berturut-turut pada Juni, yang menjadi sinyal positif bagi prospek harga logam mulia. Aksi ini mencerminkan kepercayaan institusi keuangan besar terhadap emas sebagai sarana diversifikasi dan pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Untuk pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada risalah rapat kebijakan moneter The Fed (FOMC) dan pidato sejumlah pejabat Federal Reserve, yang dapat memberikan sinyal lebih lanjut terkait arah kebijakan suku bunga. Selain itu, publikasi data mingguan terkait klaim tunjangan pengangguran AS juga akan menjadi fokus penting dalam membaca kekuatan pasar tenaga kerja.

Menutup analisanya, Andy Nugraha menegaskan bahwa meskipun terdapat tekanan dari sisi dolar dan yield, tren jangka pendek harga emas masih menunjukkan arah positif.

“Selama sentimen perang dagang mendominasi dan permintaan institusional terhadap emas tetap tinggi, harga emas memiliki ruang untuk terus bergerak dalam tren bullish,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |