Liputan6.com, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) mencatat lonjakan angkutan oleh-oleh khas Tanah Suci mencapai 105 ton dari jemaah haji asal Indonesia. 86 ton di antaranya sudah mulai didistribusikan ke alamat jemaah haji Indonesia.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia, Tonggo Marbun mengatakan layanan itu bisa dimanfaatkan oleh para jemaah. Sehingga, kegiatan ibadahnya tidak terganggu dengan urusan oleh-oleh untuk sanak saudara di Tanah Air.
"Terkadang meski sebagian barang pribadi ditinggalkan di Tanah Air, koper mereka tetap tidak cukup menampung oleh-oleh. Untuk itu kami hadirkan kembali layanan Kargo Haji Pos Indonesia, sebagai solusi praktis kiriman langsung ke rumah,” ungkap Tonggo, dalam keterangannya, Selasa (3/6/2025).
Dia menjelaskan, sejak 13 Mei hingga 2 Juni 2025, kiriman oleh-oleh yang dikirim melalui Layanan Kargo Haji Pos Indonesia telah tembus lebih dari 4.822 koli atau setara 86,352 ton.
Tahun ini, Pos Indonesia mengerahkan 80 petugas khusus di Makkah dan Madinah. Sejak awal Mei, petugas sudah mulai mengumpulkan dan mengirimkan barang-barang seperti pakaian, tas, sajadah, makanan khas, hingga permadani.
"Mayoritas kiriman datang dari Madinah. Kami targetkan seluruh kiriman bisa sampai ke alamat tujuan maksimal dalam 21 hari,” ungkapnya.
Sudah Didistribusikan
Kiriman-kiriman tersebut diproses melalui International Processing Center (IPC) Jakarta Grha Pos. Sejak kiriman perdana yang masuk pada 13 Mei hingga 2 Juni 2025 tercatat 86 ton kiriman telah tiba di IPC dan langsung didistribusikan ke berbagai daerah, terutama wilayah Indonesia bagian timur.
Layanan Kargo Haji Pos Indonesia akan terus beroperasi hingga musim haji 2025 berakhir. Selain itu, layanan ini merupakan kelanjutan dari program sukses tahun 2024, dan menjadi bentuk komitmen Pos Indonesia sebagai BUMN logistik dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat.
"Harapannya, para Jemaah bisa fokus beribadah tanpa direpotkan oleh urusan bagasi. Oleh-oleh bisa dikirim dan diterima keluarga dengan aman dan tepat waktu,” pungkasnya.
Pelaksanaan Ibadah Haji
Sebelumnya, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi menunda pelaksanaan program tanazul bagi jemaah haji Indonesia pada tahun ini. Keputusan penundaan diambil sejalan dengan keputusan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dengan alasan keselamatan.
Pemerintah sebelumnya merilis Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 137 Tahun 2025 terkait pelaksanaan skema tanazul. Program itu dirancang untuk mengatasi kepadatan di tenda-tenda Mina sekaligus mempermudah jemaah, seperti lansia, disabilitas, dan kelompok rentan, dalam beribadah sesuai tuntunan syariat dan menjaga keselamatan jemaah.
"Berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan bahwa pelaksanaan tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang, untuk dipersiapkan dengan lebih matang," terang Muchlis M Hanafi di Makkah, Selasa (3/6/2025).
Tanazul Mandiri
"Kami memahami bahwa pembatalan yang mendadak ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian jemaah. Namun, ini adalah langkah terbaik yang diambil demi menjaga keselamatan seluruh jemaah," ia menambahkan.
Dengan perubahan kebijakan ini, tanazul tidak lagi diprogramkan oleh PPIH Arab Saudi. Artinya, semua jemaah haji akan tetap melaksanakan rangkaian ibadah di Mina, termasuk mabit dan melontar jumrah, lalu kembali ke Makkah sesuai jadwal masing-masing.
Namun, jemaah tetap diperkenakan melakukan tanazul mandiri asalkan tetap berkoordinasi dengan syarikah masing-masing. Utamanya untuk memastikan ketersediaan konsumsi di hotel masing-masing.