Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperluas pemanfaat sumber energi dengan mengukuhkan bioenergi sebagai pionir transisi energi untuk menurunkan emisi karbon menuju target Net Zero Emission 2060. Sehingga tidak lagi fokus pada biomassa.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengatakan, perubahan ini lahir dari kebutuhan memperluas cakupan kerja, dari sekedar pemanfaatan limbah biomassa menjadi ekosistem energi hijau yang terintegrasi.
“Pergeserabbbiomassa ke bioenergi cukup strategis. Biomassa selama ini dikonotasikan dengan limbah dan deforestasi. Dengan nama baru, kita ingin menegaskan bahwa cita-cita kita bukan hanya mengumpulkan limbah dan membakarnya, tetapi mengeksplorasi potensi bioenergi yang jauh lebih luas seperti biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” kata Rakhmad, Minggu (12/10/2025).
Menurut Rakhmad, PLN EPI menargetkan pengembangan ekosistem pasokan bioenergi yang sustainable. Data roadmap menunjukkan, pada 2030 PLN EPI berkomitmen memasok hingga 10 juta ton biomassa, 2.957 BBTU biogas, serta mendorong dedieselisasi 16,2 MW di berbagai daerah.
Total kontribusi reduksi emisi diproyeksikan mencapai 12–14 juta ton CO₂eq, setara 3–4 persen target ENDC sektor ketenagalistrikan 2030.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menambahkan, semangat baru ini muncul dari evaluasi capaian Biomassa PLN EPI selama tiga tahun terakhir. Ia mencontohkan, pasar bioenergi terbuka luas seperti pelet kayu yang di Indonesia dipakai untuk cofiring pembangkit, di luar negeri justru digunakan untuk pemanas rumah tangga dan industri kuliner.
Kebutuhan Listrik Desa
Selain itu, konsep biogas dan waste-to-energy berbasis kemitraan dengan koperasi dan perkebunan dinilai dapat menjadi jawaban atas kebutuhan listrik desa dan pengurangan emisi.
“PLN EPI telah memasok hingga 1,6 juta ton biomassa, jumlah terbesar di antara korporasi sejenis. Namun untuk melangkah lebih jauh, kita butuh rebranding agar semangat baru tumbuh. Bioenergi bukan hanya soal limbah, tapi energi hijau yang bersih, modern, dan siap pakai. Dengan cara pandang baru, bioenergi harus diposisikan sejajar dengan batu bara dan gas, bukan sekadar limbah,” kata Hokkop.
Dengan rebranding ini, PLN EPI memposisikan diri tidak hanya sebagai penyedia bahan baku, melainkan penggerak solusi energi hijau yang menyatukan rantai pasok, teknologi, inovasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Langkah ini sekaligus mempertegas PLN EPI sebagai bagian strategis dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional dan agenda keberlanjutan global.
“Potensinya luar biasa. Jika ekosistemnya dipersiapkan dengan baik, angka 10 juta ton pasokan bioenergi bukan mustahil tercapai. Kuncinya ada pada keberanian kita mengubah cara pandang dan menjadikan bioenergi sebagai motor transisi energi Indonesia,” tambah Hokkop.
Perbankan Ikut Tekan Konsumsi Batu Bara PLTU Lewat Pembiayaan Biomassa
Penyediaan biomassa untuk mengurangi konsumsi batu bara pada PLTU semakin masif. Hal ini ditandai dengan adanya dukungan pembiayaan dari perbankan bagi produsen energi tersebut.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN EPI, Efin Febriantoro mengatakan, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan transformasi pengadaan biomassa secara terintegrasi. Di antaranya dengan menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) untuk menghadirkan skema pembiayaan end-to-end biomassa bagi mitra pemasok biomassa PLN EPI.
“Dengan model ini, kami bisa meningkatkan fleksibilitas pasokan energi primer melalui skema kontrak multi-destinasi, memperkuat transparansi, serta memperbaiki standarisasi. Konsolidasi pengadaan di PLN EPI juga menciptakan efisiensi dan value creation yang lebih besar, memberikan solusi terintegrasi dari hulu hingga hilir bagi mitra dan pelanggan,” kata Efin, Minggu (21/9/2025).
Ia menambahkan, saat ini terdapat dua skema bisnis yang dijalankan PLN EPI. Pertama, product provider, dimana PLN EPI sebagai pembeli melakukan administrasi kontrak dengan mitra pemasok, termasuk negosiasi harga untuk pembelian biomassa.
Kedua, service provider, dimana PLN EPI bertindak sebagai kuasa PLN Grup, baik Indonesia Power (IP) maupun Nusantara Power (NP), untuk melakukan administrasi kontrak dan negosiasi harga dengan pemasok.
Harga Biomassa
Adapun harga biomassa mengacu pada harga batu bara Free on Board (FOB) dengan indeks 1,2 FOB sesuai Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU ditambah harga transportasi.
Sejalan dengan transformasi tersebut, BNI turut memberikan dukungan lewat solusi pembiayaan bagi mitra pemasok biomassa PLN.
General Manager Wholesale Transactions Product and Partnership BNI, I Gede Widya Anantayoga, mengatakan pembiayaan diberikan langsung melalui sistem yang sudah terkoneksi antara Bank, PLN, dan supplier.
“Jenis kreditnya adalah modal kerja. Skemanya bisa pre- financing saat kontrak diterima dari PLN EPI, sehingga mitra bisa memperoleh modal kerja lebih cepat. Kami juga bisa membiayai di depan dan mendiskontokan pembayaran di belakang, sehingga tercipta solusi pembiayaan yang end-to-end,” ujar Gede.