Liputan6.com, Jakarta PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat rantai pasok gas sebagai salah satu kekuatan utama dalam menjaga ketahanan energi Indonesia di tengah pengembangan Energi Baru Terbarukan.
Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto, mengatakan, PLN EPI kini tengah memperkuat rantai pasok gas melalui pengembangan infrastruktur LNG midstream. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG dari 700 ribu m³ menjadi 1,2 juta m³ serta kapasitas regasifikasi dari 1.300 MMSCFD menjadi 3.850 MMSCFD.
“Dengan infrastruktur LNG yang saat ini dibangun terutama di kawasan timur Indonesia, pengembangan pasar baru gas diharapkan dapat terbuka sehingga baik ketahanan energi dan pengurangan emisi dapat dicapai mengingat cadangan gas masih tersedia melimpah,” kata Rakhmad, Kamis (9/10/2025).
Rakhmad menjelaskan bahwa kebutuhan energi Indonesia untuk lima tahun mendatang diproyeksikan tumbuh 2,3 persen per tahun yang didominasi oleh pertumbuhan sektor kelistrikan sebesar 5,4 persen per tahun.
Menurutnya, energy security dan energy sustainaiblity sama pentingnya sehingga dibutuhkan berbagai energi yg tersedia baik batubara, gas/LNG maupun energi terbarukan.
“Dengan semakin bertambahnya pembangkit renewable, pembangkit gas akan bertambah pula, tidak hanya sebagai energi transisi namun menjadi energi pelengkap terutama untuk PLTS dan PLTB,” ujar Rakhmad.
Pendorong Ekonomi Indonesia
LNG akan semakin berperan dalam mendorong perekonomian di Indonesia terutama di sektor kelistrikan. PLN EPI membutuhkan LNG untuk kelistrikan yang semakin meningkat. Pada tahun 2022 dibutuhkan 61 kargo dan pada tahun 2025 naik menjadi 90 kargo untuk selanjutnya meningkat menjadi 104 kargo di tahun depan.
Untuk mendukung pengembangan industri gas di Indonesia sebagai bagian dari terwujudnya energy security dan energy sustainability, harga gas dan LNG untuk kelistrikan saat ini relatif kompetitif dibandingkan harga internasional. Hal ini akan menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai negara pengekspor gas namun juga salah satu pemakai gas utama di regional.
Rakhmad juga menyoroti adanya potensi kerjasama di kawasan Asia Tenggara untuk mendukung energy security di kawasan baik melalui kolaborasi kontrak jual beli maupun pengembangan infrastruktur gas/LNG bersama.
Rakhmad melanjutkan, PLN EPI didirikan untuk memastikan ketersediaan pasokan energi primer melalui konsolidasi proses pengadaan dan logistik, pencarian sumber energi primer, serta pengembangan ekosistem yang tangguh dan rantai pasok yang kuat.
"PLN EPI memiliki visi menjadi perusahaan global dalam solusi energi primer terintegrasi," imbuhnya.
Peran Vital Gas Bumi Jaga Keandalan Listrik Nasional
Sebelumnya, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menjadikan gas bumi sebagai kunci dalam mendukung transisi energi nasional untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE). Energi tersebut pun memiliki peran krusial untuk memastikan sistem kelistrikan tetap stabil.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengatakan, energi gas bumi merupakan tulang punggung keandalan sistem kelistrikan nasional seiring dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Sehingga memegang peran sebagai sumber energi penunjang transisi energi.
“Gas bukan hanya sumber energi transisi, tetapi juga penyeimbang yang fleksibel sebagai load follower dan peaker di tengah pengembangan besar-besaran energi baru terbarukan (EBT). ,” kata Rakhmad, Minggu (21/9/2025).
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN memproyeksikan peningkatan kebutuhan listrik nasional dari 306 terawatt-hour (TWh) pada 2024 menjadi 511 TWh pada 2034. Lonjakan ini dipicu pertumbuhan signifikan terutama dari pusat data (data center), kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan peningkatan penggunaan alat elektronik terutama AC.
“Kami mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik dalam sepuluh tahun mendatang, terutama dari pelanggan eksisting, pusat data, hilirisasi tambang dan kelapa sawit, pertumbuhan kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta sektor maritim dan pariwisata. Untuk itu, PLN EPI harus siap memastikan ketersediaan pasokan energi yang cukup dan andal,” papar Rakhmad.
Kebutuhan Gas
Dari sisi energi primer, kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan diproyeksikan meningkat dari 1.635 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD) pada 2024 menjadi 2.611 BBTUD pada 2034, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 5,3 persen.
“Kenaikan kebutuhan listrik sejalan dengan peningkatan konsumsi gas karena program penggantian BBM dengan gas alam cair dan sebagai pelengkap pengembangan _renewable energy_. Karena itu, kami harus memastikan ketersediaan pasokan gas dalam jangka panjang,” tambah Rakhmad.
Saat ini, PLN mengandalkan dua sumber utama pemenuhan gas, yaitu gas pipa dan Liquefied Natural Gas (LNG). Dengan menurunnya produksi gas pipa domestik, kebutuhan LNG diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sebagai bagian dari strategi efisiensi dan dekarbonisasi, PLN saat ini menjalankan program konversi pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) menjadi berbahan bakar gas untuk tahap pertama di 41 unit pembangkit di 21 lokasi hingga 2027. Program ini diproyeksikan menyerap hingga 29 kargo LNG per tahun.