Penyaluran Kredit Perbankan Potensi Naik 11% pada Akhir 2025

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, pemangkasan tingkat bunga penjaminan (TBP) menjadi 4,00 persen bukan jadi faktor utama pendorong kenaikan penyaluran kredit perbankan. Namun, lebih pada keseluruhan kondisi moneter dan sentimen kepercayaan nasabah. 

Kendati begitu, angka penyaluran kredit perbankan kini tengah mengalami peningkatan. Per April 2025, kredit perbankan tumbuh 8,88 persen secara tahunan (YoY), dengan kontribusi terbesar dari kredit investasi yang tumbuh 15,2 persen. 

"Jika tren penurunan suku bunga berlanjut, dan transmisi ke bunga kredit berlangsung efektif, maka kredit perbankan berpotensi tumbuh hingga 10-11 persen YoY di akhir 2025. Terutama didorong oleh sektor konsumsi dan perumahan," kata Josua kepada Liputan6.com, Jumat (30/5/2025).

Namun demikian, ia mengebut keberhasilan ini tetap bergantung pada beberapa faktor. Pertama, stabilitas nilai tukar dan inflasi yang terkendali. Sehingga menjaga ekspektasi forward rate tetap rendah. 

Selanjutnya, soal ketersediaan permintaan kredit baru, khususnya dari rumah tangga kelas menengah dan sektor properti. 

"Ketiga, persepsi risiko perbankan terhadap kualitas aset, di mana NPL (kredit macet) harus tetap terjaga di level sehat agar bank berani ekspansi," ujar Josua. 

Tembus Rp 7.908 Triliun pada kuartal I 2025

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 7.908 triliun sepanjang kuartal I 2025, atau mengalami kenaikan 9,16 persen secara tahunan.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi yang naik 13,36 persen yoy. Disusul oleh kredit konsumsi sebesar 9,32 persen, dan kredit modal kerja sebesar 6,51 persen. Dari sisi jenis bank, bank milik negara (Bank BUMN) menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan kenaikan sebesar 9,54 persen yoy.

Sementara itu, kredit korporasi tumbuh signifikan sebesar 13,52 persen. Di sisi lain, pertumbuhan kredit UMKM masih terbatas di angka 1,91 persen, meski kredit usaha kecil mencatat pertumbuhan tertinggi dalam segmennya sebesar 8,65 persen.

Kredit Korporasi Tumbuh 13,5%, UMKM 1,9%

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91 persen.

"Dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65 persen, di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM,” ujar Dian beberapa waktu lalu. 

Kinerja juga ditopang oleh kontribusi kantor perwakilan bank luar negeri. Khususnya melalui offshore loan yang meningkat signifikan sebesar 44,65 persen menjadi Rp 327,67 triliun.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |