Pemerintah Siapkan Super Grid Listrik Nasional, Hubungkan EBT Antar Pulau

2 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun jaringan transmisi listrik skala besar atau super grid dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Nasional 2025–2034.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajalu, menjelaskan bahwa super grid tersebut akan menghubungkan sistem kelistrikan antar pulau maupun di dalam pulau. Tujuannya adalah untuk mengalirkan energi baru terbarukan (EBT) dari sumber-sumbernya yang umumnya berada jauh dari pusat konsumsi listrik.

"Nantinya akan dibangun transmisi ya super grid yang menghubungkan antar pulau juga di dalam pulau yang akan mengangkut EBT dari sumbernya, yang kita tahu jauh dari pusat bebannya," kata Jisman dalam Sosialisasi RUPTL PLN 2025-2034, di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Jisman menegaskan bahwa pembangunan jaringan transmisi ini merupakan bagian penting dari pengembangan infrastruktur nasional yang bersifat non-komersial. Oleh karena itu, pemerintah membuka peluang kerja sama dan investasi dari berbagai pihak untuk mendukung realisasinya.

"Ini yang paling penting dan saya kira nanti transmisi ini adalah pengembangan infrastruktur yang tidak komersial. Sehingga kami berharap nanti Pak Dirut (PLN) bisa melaksanakan, apakah nanti ada investment day, ada market sounding untuk mendapatkan investasi untuk ini, sehingga kita bisa laksanakan," ujarnya.

Pembangunan PLTS

Dalam RUPTL 2025–2034, pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 17,1 gigawatt serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA) lebih dari 10 gigawatt. Energi yang dihasilkan dari pembangkit-pembangkit tersebut akan dialirkan ke pusat beban utama, terutama di wilayah Pulau Jawa.

"Karena perlu diingat bahwa 17,1 gigawatt PLTS kemudian ada PLTA cukup besar juga, ada 10 gigawatt lebih, ini harus kita bangun dan akan kita angkut listriknya ke pusat beban yang ada di sekitar Pulau Jawa," ujar Jisman.

PLN Indonesia Power Kejar Target EBT Dalam RUPTL 2025-2034

PT PLN Indonesia Power siap mendukung pencapaian target Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 sebesar 52,9 GW, hal ini untuk mengejar target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission 2060 dan program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang dicanangkan oleh PT PLN (Persero).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pada RUPTL 2025-2034 pemerintah tetap berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya di Indonesia dengan memperhatikan beberapa aspek. Sesuai dengan visi Kabinet Pemerintahan Prabowo - Gibran yang sangat fokus terhadap kedaulatan energi dan transisi energi.

Dalam RUPTL 2025–2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW), di mana lebih dari 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) dan Storage.

Secara rinci, Indonesia menargetkan pembangunan tenaga surya sebesar 17,1 GW, tenaga hydro sebesar 11,7 GW, Angin 7,2 GW, Panas Bumi 5,2 GW, Bioenergi 0,9 GW, Nuklir 0,5 GW serta alokasi khusus Storage 10,3 GW.

Langkah Strategis PLN

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menegaskan bahwa pihaknya telah merancang langkah strategis jangka menengah hingga panjang dalam mendukung implementasi RUPTL 2025-2034, termasuk pembangunan pembangkit EBT, pemanfaatan biomassa untuk cofiring di PLTU eksisting, serta ekspansi program energi surya dari hulu ke hilir.

“PLN Indonesia Power memiliki peran sentral dalam peta jalan transisi energi Indonesia. Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025-2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Kami percaya, keberlanjutan adalah masa depan bisnis kelistrikan,” kata Edwin.

Lebih lanjut, Edwin mengungkapkan potensi tenaga surya Indonesia yang mencapai 3.295 GW sebagai peluang besar yang akan dimanfaatkan secara optimal.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |