Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan menerbitkan surat utang Patriot Bond, dengan tenor 5 dan 7 tahun serta imbal hasil (yield) sebesar 2 persen.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mempertanyakan imbal hasil Patriot Bond yang tergolong rendah dibandingkan surat berharga negara (SBN) lain.
Sebagai perbandingan, sukuk ritel (SR) seri SR023 menawarkan imbal hasil 5,8 persen untuk tenor 3 tahun, dan 5,95 persen untuk tenor 5 tahun.
"Jadi yang harus dipertanyakan balik adalah, apa insentif orang beli surat utang dengan bunga 2 persen? Jauh dibawah dari SBN atau bahkan mirip-mirip dengan bunga deposito bank," kata Bhima di kantornya, Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Oleh karenanya, ia meminta Danantara menjelaskan proteksi apa yang bisa didapat investor lewat Patriot Bond. Terlebih, dana dari obligasi tersebut senilai Rp 50 triliun nantinya akan dipakai untuk mengolah sampah menjadi energi (waste to energy).
"Imbal hasilnya seberapa banyak, seberapa cepat? Kalau itu tenornya adalah 7 tahun, apakah pertanyaannya waste to energy atau pembangkit listrik dari sampah tadi, dalam 5-7 tahun dia menghasilkan keuntungan?" sebutnya.
Potensi Crowding Out Effect
Lebih lanjut, Bhima mengkhawatirkan terjadinya crowding out effect yang menurunkan pengeluaran atau investasi dari sektor swasta. Lantaran adanya pergeseran dana investor dari perbankan ke surat utang.
"Dari mana uang akan diambil? Ini yang kita jadi concern sekarang. Dari mana pengusaha yang beli Patriot Bond itu akan mengambil dana? Paling dekat, dia akan ambil dari deposito. Maka terjadi crowding out effect, ada risiko," ungkapnya.
"Likuiditasnya dari bank ditarik pindah ke Patriot Bond. Sudah banknya pakir ke SBN, konglomeratnya ambil dari uang bank, beli Patriot Bond. Tapi yang kasian siapa? Yang kasian adalah UMKM, yang kasian adalah pelaku usaha, karena penyaluran kreditnya jadi terganggu," bebernya.
Danantara Bakal Luncurkan Patriot Bonds, Ini Fungsinya
Sebelumnya, Danantara Indonesia tengah menyiapkan penerbitan Patriot Bonds, sebuah instrumen pembiayaan yang ditujukan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.
Inisiatif ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk menyalurkan bentuk pengabdiannya kepada bangsa dengan berkontribusi pada agenda pembangunan jangka panjang nasional.
“Danantara Indonesia berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik. Setiap inisiatif pembiayaan diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang serta memperkuat peran dunia usaha dalam pembangunan,” ujar Chief Investment Officer Danantara Indonesia Pandu Sjahrir, dikutip dari Antara, Selasa (26/8/2025)
Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.
Melalui obligasi ini, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah hingga panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Prinsip Partisipasi
Lebih jauh, Pandu menjelaskan Patriot Bond dibangun di atas prinsip partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Sejalan dengan semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa, inisiatif ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Pandu menambahkan, Patriot Bonds berpotensi menjadi tonggak baru dalam perjalanan Indonesia menuju 2045, ketika kekuatan ekonomi bangsa tidak hanya diukur dari besarnya Produk Domestik Bruto, melainkan juga dari martabat dan kesejahteraan rakyatnya.
“Ini adalah panggilan gotong royong bagi dunia usaha Indonesia. Sebuah ajakan untuk menukar sebagian keuntungan jangka pendek dengan warisan jangka panjang berupa kemandirian, keberlanjutan, dan kesejahteraan bangsa,” tutupnya.
Didukung Pengusaha
Di samping itu, dukungan terhadap Patriot Bonds datang dari sejumlah pelaku usaha terkemuka Indonesia. Salah satu konglomerat bisnis Prayogo Pangestu menegaskan pembangunan Indonesia merupakan tanggung semua pihak, termasuk pengusaha.
"Inisiatif Danantara Indonesia melalui Patriot Bonds memberi kesempatan bagi dunia usaha untuk berkontribusi dalam transformasi ekonomi nasional dengan tata kelola yang baik dan berkelanjutan,” tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh pengusaha Franky Widjaja, yang menilai bahwa Patriot Bonds menghadirkan manfaat ganda.
“Patriot Bonds yang digagas Danantara Indonesia memperkuat kolaborasi pemerintah dan dunia usaha. Instrumen ini memberi kepastian investasi sekaligus mempercepat pertumbuhan yang inklusif bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Semangat Gotong-royong
Dukungan juga datang dari Boy Thohir, yang menekankan aspek gotong royong sekaligus dampak nyata proyek yang akan didanai.
“Patriot Bonds mencerminkan semangat gotong royong yang telah menjadi kekuatan bangsa ini. Melalui instrumen ini, dunia usaha dapat ikut memastikan pembiayaan pembangunan nasional lebih mandiri dan berkelanjutan. Kami mendukung program ini, apalagi Patriot Bond ini akan mendanai proyek-proyek waste to energy yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” terang dia.