Kurs Dolar AS Lesu Jelang Natal 2025, Rupiah Sentuh Level Segini

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu, (24/12/2025). Penguatan nilai tukar rupiah terhadap kurs dolar AS didorong pertumbuhan ekonomi AS yang naik di atas preduksi pelaku pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 22 poin atau 0,13% menjadi 16.765 per dolar AS dari sebelumnya 16.787 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu pekan ini bergerak naik di level 16.767 per dolar AS dari sebelumnya 16.790 per dolar AS.

"Pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan hanya insidensil sesaat karena tarikan data yang bergeser akibat shutdown (penutupan pemerintah AS). Ke depan, kuartal IV 2025 pertumbuhan ekonomi AS akan kembali stabil di 3,5%,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

Keterlambatan rilis data ekonomi AS yang seharusnya pada Oktober 2025 juga mendukung penguatan rupiah, sehingga pelaku pasar lebih fokus pada prediksi pertumbuhan kuartal IV 2025.

"Ini mirip-mirip sama pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II yang diumumkan BPS (Badan Pusat Statistik) 5,12 persen yang diragukan pelaku pasar karena melebihi potensinya yang tidak lebih dari 5 persen, ujar dia.

Melihat sentimen domestik, menurut Rully, kebutuhan dolar AS oleh kebanyakan korporasi yang sudah terpenuhi menurunkan tekanan permintaan terhadap mata uang tersebut.

Pembukaan Rupiah

Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta, Rabu, (24/12/2025), bergerak naik 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.771 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.787 per dolar AS.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menuturkan, kurs rupiah akan menguat terbatas menjelang Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

“Ruang penguatan bisa tertahan karena menjelang libur panjang Nataru biasanya mendorong permintaan dolar musiman di dalam negeri untuk kebutuhan pembayaran impor, penyesuaian kas akhir tahun, dan pengelolaan kewajiban valuta asing, yang sebelumnya juga terlihat memangkas penguatan rupiah dan mendorongnya berbalik melemah tipis,” ujar dia kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sentimen domestik yang membantu penguatan rupiah, terutama peluang arus masuk ke pasar obligasi pemerintah, tercermin dari kenaikan kepemilikan asing dan penurunan imbal hasil obligasi rupiah, sehingga menambah pasokan valuta asing dan menahan tekanan depresiasi.

Gerak Kurs Rupiah Jelang Libur Natal, Melemah atau Perkasa?

Sebelumnya, Ekonom dari Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan nilai tukar rupiah cenderung bergerak fluktuatif dengan kecenderungan stabil.

“Pasar masih mencermati perkembangan sentimen global dan domestik,” ujar dia, dikutip dari Antara, Selasa (23/12/2025).

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Selasa, bergerak melemah 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.787 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.777 per dolar AS.

Pergerakan dolar AS masih menjadi faktor utama yang memengaruhi ruang gerak rupiah, khususnya terkait ekspektasi arah kebijakan Federal Reserve atau The Fed dan imbal hasil obligasi AS.

Melihat dari sisi domestik, stabilitas kebijakan Bank Indonesia (BI) dinilai tetap menjadi faktor penahan volatilitas rupiah.

Adapun isu defisit anggaran, lanjutnya, kekhawatiran tersebut memang dapat memberikan sentimen terhadap pasar, terutama dalam jangka pendek. Namun, dampaknya terhadap rupiah sejauh ini dianggap masih relatif terbatas.

“Selama pemerintah menjaga kredibilitas kebijakan fiskal dan koordinasi dengan otoritas moneter tetap terjaga, tekanan terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung signifikan,” kata Taufan.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga bergerak melemah di level Rp16.790 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.773 per dolar AS.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |