OJK Paparkan Tantangan Industri Asuransi di Era Digital

1 hour ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyoroti tantangan sektor asuransi dalam memanfaatkan teknologi digital.

Dia menilai, di tengah meningkatnya penggunaan teknologi oleh masyarakat, kontribusi premi dari kanal digital masih sangat kecil.

"Salah satu tantangan yang masih perlu dijawab oleh sektor perasuransian adalah pemanfaatan teknologi dan kanal digital seiring dengan masifnya penggunaan teknologi di kalangan masyarakat luas," kata Ogi dikutip dari jawaban tertulisnya, Kamis (18/9/2025).

Per Juli 2025, kontribusi premi melalui kanal digital tercatat baru mencapai 2,61%. Angka ini menunjukkan bahwa penetrasi digitalisasi di industri asuransi belum berjalan optimal.

Ogi menegaskan, OJK mendorong perusahaan asuransi untuk mempercepat transformasi digital agar layanan bisa lebih mudah diakses masyarakat.

Dengan pemanfaatan teknologi, industri asuransi diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

Ia juga menekankan pentingnya digitalisasi bukan hanya untuk pemasaran, tetapi juga dalam tata kelola, manajemen risiko, hingga pelayanan klaim agar lebih cepat, transparan, dan akuntabel.

Pemerataan Akses di Luar Jawa

Selain soal digitalisasi, OJK menekankan perlunya pemerataan akses asuransi ke luar Jawa. Hingga kini, penetrasi asuransi masih terpusat di wilayah perkotaan, sementara daerah-daerah lain belum mendapat perhatian yang seimbang.

Ogi menjelaskan, salah satu strategi OJK adalah bekerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk asuransi. Edukasi ini penting agar masyarakat paham manfaat perlindungan yang ditawarkan asuransi.

"Terkait pemerataan, OJK mendorong industri untuk memperluas pemasaran ke luar Jawa, meningkatkan literasi bersama TPAKD, serta menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat di daerah sebagaimana komitmen yang terdapat dalam roadmap asuransi," ujarnya.

Tantangan Kinerja Asuransi Kredit

Di sisi lain, Ogi juga menyoroti kinerja asuransi kredit yang saat ini masih menghadapi tantangan besar. Rasio klaim yang relatif tinggi menjadi salah satu masalah utama, yang dipicu oleh meningkatnya risiko kredit serta kondisi ekonomi makro yang memengaruhi kemampuan bayar debitur.

"Kinerja asuransi kredit masih menghadapi tantangan dengan rasio klaim yang relatif tinggi. Kondisi ini dipengaruhi oleh meningkatnya risiko kredit serta faktor ekonomi makro yang memengaruhi kemampuan bayar debitur," ujarnya.

Dia menuturkan, perusahaan asuransi perlu memperkuat manajemen risiko agar tidak terjebak dalam kerugian berkelanjutan. Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah memperbaiki seleksi risiko melalui pricing dan underwriting yang lebih prudent.

"OJK mendorong industri melakukan perbaikan tata kelola, mengembangkan produk asuransi kredit yang lebih sehat dan berkelanjutan, serta meningkatkan transparansi agar asuransi kredit dapat berfungsi optimal sebagai pelindung sistem keuangan," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |