OJK Genjot Pelaku Jasa Keuangan Salurkan Pembiayaan ke Masyarakat, Ini Alasannya

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pelaku usaha jasa keuangan memberikan akses pembiayaan kepada masyarat sebagai upaya melawan rentenir. Hal ini supaya masyarakat tidak terjebak dengan skema rentenir yang mencekik leher.

"Rentenir sudah ada sejak zaman dahulu. Bagaimana kita melawan itu agar masyarakat tidak terjebak dengan skema yang mencekik leher,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi saat Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Ia menuturkan, salah satu kunci inklusi keuangan bagaimana membuat masyarakat dapat menjangkau produk jasa keuangan sesuai kebutuhannya. Ia mengatakan, inklusi keuangan tidak hanya membuka rekening tetapi bagaimana melalui inklusi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Hal itu melalui penyaluran kredit dan pembiayaan lainnya.

Perempuan akrab disapa kiki ini mengatakan, pihaknya rutin menggelar kegiatan edukasi literasi dan inklusi keuangan bertujuan mengurangi kemiskinan dan juga ketimpangan pendapatan. Selain itu mengupayakan produk dan layanan keuangan bagi setiap individu seperti pembiayaan.

Berdasarkan survei Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat inklusi dan literasi keuangan di suatu negara berhubungan positif dengan tingkat kesejahteraan geografis. Salah satu hal yang dapat dilakukan penyaluran pembiayaan seperti untuk UMKM. Ia pun mendorong pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) untuk memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat. Memang dalam penyaluran pembiayaan itu, PUJK juga memiliki proses evaluasi bagi penerima.

PR Bersama Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

“Kita menantang PUJK-PUJK di Indonesia memberikan akses kepada masyarakat untuk mengakses pembiayaan, kredit dan sebagainya dengan cara cepat, mudah dan tingkat pengembalian yang reasonable. Dengan bunga lebih rendah dari yang ditawarkan ilegal itu. Ini menjadi PR bersama bersama meningkatkan literasi dan inklusi keuangan,” ujar dia.

Adapun tingkat literasi keuangan di Indonesia sudah mencapai 66,46%. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan di industri yang diawasi OJK mencapai 80%, dan hal yang mencakup hal lainnya sudah 92%.

Ia berharap literasi dan inklusi keuangan memberikan daya ungkit pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan dan memperdalam pasar keuangan.

Puncak Bulan Inklusi Keuangan Kantor OJK Purwokerto turut dihadiri oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Wakil Bupati Banyumas Dwi Asih Lintarti, Anggota DPRD Banyumas Andrias Kartikosari, Kepala OJK Purwokerto Haramain Billady dan Ketua FKIJK Purwokerto Heru Senjaya.

Kegiatan Financial Expo dengan tema “Inklusi Keuangan Untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” digelar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Purwokerto dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di wilayah Kantor OJK Purwokerto.

Financial Expo sebagai penutup rangkaian Bulan Inklusi Keuangan yang telah dimulai sejak September 2025, dimeriahkan oleh Pameran Lembaga Jasa Keuangan di bidang perbankan, Industri Keuangan Non-Bank dan Pasar Modal dan pameran UMKM yang menghadirkan komoditas unggulan dan produk khas wilayah Eks Karesidenan Banyumas.

Tujuan Bulan Inklusi Keuangan

Adapun tujuan dari pelaksanaan rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun 2025 adalah:

1.Membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat;

2.Meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan;

3.Memublikasikan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen;

4.Mendorong pembukaan rekening serta penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan; dan mengampanyekan budaya menabung di berbagai sektor jasa keuangan

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |