Menteri Maman Ajak Pengusaha Madu Lokal Masuk Rantai Pasok MBG

1 week ago 22

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong penguatan peran Menteri UMKM Maman Abdurrahman menekankan pentingnya menjadikan madu sebagai alternatif bahan pangan bergizi dalam menu Program MBG.

"Madu adalah anugerah alam yang kaya manfaat. Kandungan bioaktifnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat konsentrasi belajar, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Karena itu, madu layak menjadi bagian penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).

Ia menambahkan, program MBG tidak hanya bertujuan memastikan asupan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar bagi penguatan ekonomi rakyat melalui keterlibatan UMKM penghasil madu dalam rantai pasok nasional.

"Kita bersama mendorong madu menjadi bagian dari Program MBG sebagai wujud nyata keterlibatan UMKM dalam program prioritas Presiden," imbuh Maman.

Sejalan dengan hal itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana menuturkan, madu memiliki potensi besar untuk menjadi komponen penting dalam menu MBG berkat kandungan nutrisinya yang kaya energi, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif.

"Pengintegrasian madu dalam Program MBG tidak hanya memperkaya kualitas gizi, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi melalui pemanfaatan produk lokal yang berkelanjutan," jelas Temmy.

Kesenjangan Antara Kebutuhan dan Produksi Madu

Namun, ia mengingatkan bahwa masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan dan produksi madu nasional.

Berdasarkan data Kementerian UMKM, kebutuhan madu di Indonesia mencapai sekitar 7.500 ton per tahun, dengan asumsi konsumsi per kapita sebesar 30 gram per tahun, sementara produksi nasional baru sekitar 2.000 ton per tahun.

"Artinya, masih ada ruang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas madu lokal," tegas dia.

Hilirisasi Komoditas Unggulan

Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM terus mengembangkan pendekatan hilirisasi komoditas unggulan melalui program Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing, yang telah berjalan di 16 kabupaten/provinsi sejak 2022 hingga 2024.

Melalui program ini, para pengusaha UMKM dapat mengakses fasilitas produksi bersama, pelatihan teknologi, dan sertifikasi mutu untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk.

Kementerian UMKM optimistis bahwa dengan hilirisasi yang didukung inovasi dan kolaborasi lintas sektor, madu lokal dapat menjadi produk unggulan yang berdaya saing tinggi, berkontribusi langsung pada program nasional MBG, serta membuka peluang ekspor di pasar global.

MBG Dorong Pangan Lokal

Tenaga Ahli Direktorat Kerja Sama dan Kemitraan Badan Gizi Nasional (BGN) Imam Bachtiar menegaskan, pihaknya memberi ruang bagi pemerintah daerah untuk menyesuaikan menu MBG dengan potensi pangan lokal di wilayah masing-masing.

Pemanfaatan pangan lokal seperti madu, sagu, maupun komoditas khas daerah lainnya dinilai penting untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus memberdayakan UMKM dalam rantai pasok MBG.

"Apabila potensi lokal di Jawa Tengah misalnya adalah madu, maka hal tersebut dapat dibicarakan dan diusulkan untuk menjadi salah satu menu pendamping MBG," ujar Imam.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |