MENTERI Kehutanan Raja Juli Antoni mengunjungi Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Dalam kunjungannya, dia melakukan peninjauan suaka Orang Utan dan Beruang Madu di Kalimantan Timur.
Raja Antoni diterima langsung oleh Pendiri BOSF Willie Smits dan CEO BOSF Jamartin Sihite pada Minggu (1/12). Menhut Raja Antoni mengatakan adanya BOSF menjadi langkah baik sebagai upaya menciptakan ekosistem yang baik bagi orang utan. “Ini juga sebuah inisiatif yang luar biasa dari civil society, untuk menciptakan ekosistem yang baik bagi orang utan,” ujar Raja Antoni, dalam keteranganya Rabu (4/12).
Nantinya orang utan yang telah dididik di BOSF akan dilepas liarkan. Menhut Raja Antoni mendukung civil society dalam upaya konservasi kawasan hutan dan perlindungan satwa. “Termasuk pelepas liaran orang utan yang sudah dididik di BOSF,” ujar Menhut Raja Antoni.
Untuk diketahui, pada April 2025 BOSF direncanakan akan melepasliarkan kurang lebih 6 orang utan ke habitat aslinya. Dalam kunjungan kerjanya, Menhut Raja Antoni didampingi oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Dida Migfar, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup Mahfudz, dan Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih.
Sebagai tambahan informasi, orang utan merupak spesies yang dilindungi hukum baik internasional maupun nasional. Kehilangan, kerusakan, dan fragmentasi habitat menjadi penyebab utama dari penurunan populasi orangutan.
Di Kalimantan Tengah, BOS Foundation melindungi 309,000 hektar habitat alami orangutan liar di wilayah kerja Program Konservasi Mawas. BOSF juga diketahui telah melepasliarkan lebih dari 500 orang utan ke habitat aslinya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. (Cah/I-2)