Menanti Kebijakan The Fed dan Data Inflasi, Ini Sinyal Kuat yang Jaga Minat Beli Harga Emas Dunia

20 hours ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menunjukkan stabilitas di awal pekan, bergerak di kisaran USD 4.250 per troy ounce pada perdagangan sesi Eropa hari Senin (20/10/2025). Logam mulia ini berhasil bertahan di tengah ketidakpastian global dan tekanan jual yang sempat terjadi pada akhir pekan lalu.

Kekuatan emas ini terjadi menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang sangat dinanti-nantikan, sebuah data yang berpotensi memengaruhi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menilai, secara teknikal, tren harga emas masih menunjukkan kecenderungan bullish atau menguat, meskipun momentum kenaikannya sedikit melambat.

“Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average masih memperlihatkan arah kenaikan yang sehat,” ujar Andy Nugraha dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025).

Menurutnya, jika tekanan beli terus berlanjut di pasar, harga emas berpotensi besar untuk menguji level USD 4.400 dalam jangka pendek.

Namun, ia mengingatkan, apabila terjadi koreksi teknikal, area $4.294 menjadi level kunci yang harus dipertahankan untuk menahan pelemahan harga lebih lanjut.

Menguat Ditekan Sentimen Dagang AS-Tiongkok, Emas Tetap Menarik Karena The Fed

Dari sisi fundamental, komentar terbaru dari Presiden AS Donald Trump menjadi sorotan pasar. Dalam wawancara dengan Fox Business, Trump mengisyaratkan bahwa ancaman tarif impor tambahan 100% terhadap produk Tiongkok kemungkinan tidak akan bersifat permanen. Ia bahkan optimistis kesepakatan dagang dapat tercapai dalam pertemuan yang dijadwalkan akhir bulan ini.

Komentar risk-on Trump ini sempat menekan harga emas pada Jumat lalu (17/10/2025), karena meredanya ketegangan dagang cenderung mengurangi minat terhadap aset safe-haven. Emas sempat terkoreksi dari puncak historis $4.380 ke kisaran USD 4.200.

Meskipun sentimen optimisme dagang sempat menguat, logam mulia ini berhasil stabil di awal pekan, menandakan bahwa permintaan investor terhadap aset pelindung risiko masih tinggi. Katalis utama yang menjaga minat beli emas adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bp) pada pertemuan kebijakan Oktober hampir mencapai 100%, diikuti potensi penurunan lanjutan pada Desember. Penurunan suku bunga The Fed akan menekan Dolar AS, secara otomatis membuat emas lebih atraktif.

Fokus Utama Pekan Ini: Emas di Persimpangan Jalan Menanti Data IHK AS

Perdagangan emas saat ini berada di persimpangan antara optimisme fundamental dan ekspektasi kebijakan moneter. Pasar kini menanti rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS bulan September yang akan diumumkan pada Jumat (24/10) mendatang. Data inflasi ini akan menjadi indikator krusial bagi arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Di sisi lain, periode blackout The Fed menjelang pertemuan kebijakan telah dimulai, menyebabkan pasar kekurangan petunjuk langsung dari para pejabat bank sentral. Situasi ini menempatkan perkembangan isu perdagangan AS–Tiongkok dan data ekonomi AS sebagai pendorong utama volatilitas harga emas pekan ini.

“Kondisi pasar emas saat ini dapat digambarkan sebagai fase jeda sehat setelah reli kuat dalam beberapa pekan terakhir." jelas Andy. 

Ia menyarankan trader untuk mencermati area kunci USD 4.294 dan USD 4.400 guna menentukan langkah selanjutnya.

Dengan kombinasi fundamental yang mendukung dan tren teknikal yang masih kuat, emas tetap berada dalam jalur bullish dominan. Namun, trader disarankan tetap disiplin menjaga posisi, mengingat potensi volatilitas tinggi menjelang rilis data inflasi AS dan perkembangan pertemuan dagang akhir bulan ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |