KEKERASAN terhadap perempuan adalah masalah yang sangat kompleks dan meluas. Tidak hanya mencakup kekerasan fisik, tetapi juga berbagai bentuk kekerasan yang merusak hak-hak dan martabat perempuan di seluruh dunia.
Meskipun dampaknya sangat besar, banyak orang masih tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan kekerasan terhadap perempuan. Mengapa hal ini terjadi?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu kekerasan terhadap perempuan, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi, serta mengenal jenis-jenis kekerasan yang terjadi, termasuk femisida dan kekerasan berbasis gender online (KBGO).
Apa Itu Kekerasan Terhadap Perempuan?
Kekerasan terhadap perempuan lebih dari sekadar pukulan atau tindakan fisik lainnya. Dalam kenyataannya, kekerasan terhadap perempuan mencakup berbagai bentuk perlakuan buruk yang dilakukan berdasarkan gender, yang meliputi kekerasan seksual, emosional, psikologis, hingga finansial.
Contohnya, banyak perempuan yang tidak hanya terluka secara fisik, tetapi juga secara emosional dan mental karena perlakuan yang tidak adil atau merendahkan. Bahkan, kekerasan ekonomi yang melibatkan pengendalian finansial atau pembatasan akses perempuan terhadap sumber daya juga dapat merusak hidup mereka.
Menurut definisi yang tercantum dalam Deklarasi PBB tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, kekerasan terhadap perempuan adalah "setiap tindakan kekerasan berbasis gender yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan penderitaan fisik, seksual, atau psikologis pada perempuan."
Ini dapat terjadi baik dalam kehidupan pribadi maupun di ruang publik, dan sering kali terjadi dalam konteks yang sangat tidak tampak, seperti di rumah atau di tempat kerja.
Mengapa Kekerasan Terjadi?
Penyebab kekerasan terhadap perempuan sangat beragam, namun sebagian besar dapat ditelusuri pada ketidaksetaraan gender yang mendalam dalam masyarakat. Salah satu pendorong utama kekerasan ini adalah distribusi kekuasaan dan sumber daya yang tidak merata antara laki-laki dan perempuan.
Dalam banyak budaya, perempuan ditempatkan dalam posisi yang lebih rendah, yang mengarah pada normalisasi kekerasan sebagai cara untuk mempertahankan dominasi tersebut.
Selain itu, norma sosial yang mengatur peran dan identitas gender juga memainkan peran penting. Ketika masyarakat menetapkan peran yang kaku seperti apa yang berarti menjadi maskulin atau feminin dan memberikan hak serta kekuasaan lebih banyak kepada laki-laki, perempuan sering kali diposisikan dalam keadaan yang lebih rentan terhadap kekerasan.
Beberapa sikap yang membenarkan atau menoleransi kekerasan juga memperburuk keadaan. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa ada sikap yang menganggap kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang sah, atau bahkan memaafkan tindak kekerasan dengan alasan eksternal seperti stres atau dorongan seksual.
Sikap-sikap semacam ini memperburuk masalah dan menciptakan lingkungan yang membiarkan kekerasan terus berlangsung tanpa ada upaya signifikan untuk menghentikannya.
Jenis-Jenis Kekerasan Terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap perempuan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari fisik hingga psikologis, dan dampaknya bisa sangat merusak bagi kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa jenis kekerasan yang umum terjadi:
1. Femisida
Femisida adalah pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja terhadap perempuan karena alasan gender. Ini bukan sekadar pembunuhan biasa, melainkan tindakan kekerasan ekstrem yang dilakukan semata-mata karena korban adalah perempuan. Femisida sering kali berkaitan dengan kekerasan dalam hubungan domestik, namun juga bisa terjadi dalam konteks sosial yang lebih luas. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling mengerikan dan jelas menunjukkan betapa rendahnya nilai hidup perempuan dalam beberapa budaya.
2. Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)
Di era digital, bentuk kekerasan baru muncul dalam dunia maya. Kekerasan berbasis gender online (KBGO) mengacu pada tindakan kekerasan yang dilakukan secara daring dengan tujuan melecehkan atau merendahkan perempuan berdasarkan gender mereka. KBGO dapat meliputi berbagai jenis pelecehan, seperti penguntitan online, penyebaran informasi pribadi tanpa izin, eksploitasi seksual, hingga ujaran kebencian yang menargetkan perempuan.
Banyak perempuan kini harus menghadapi ancaman kekerasan yang datang tidak hanya dari dunia fisik, tetapi juga dari dunia maya, yang bisa sangat mengganggu kesehatan mental mereka.
Kekerasan terhadap perempuan bukan hanya masalah individu atau keluarga, melainkan isu global yang memerlukan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat. Untuk menghadapinya, kita perlu menghapuskan norma-norma yang membenarkan kekerasan, mendorong kesadaran gender, dan menyediakan dukungan yang cukup bagi korban kekerasan.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kekerasan terhadap perempuan bukan hanya masalah perempuan, tetapi masalah seluruh umat manusia. Setiap orang memiliki peran dalam mengakhiri siklus kekerasan ini dan menciptakan dunia yang lebih aman dan setara bagi perempuan di mana pun mereka berada.(WHO/Australian Government Department os Social Services/Z-3)