Kena Quarter Life Crisis? Simak Tips Atur Duit Anti-FOMO

3 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian membuat banyak anak muda, khususnya Generasi Z, merasa cemas menghadapi masa depan finansial. Tak hanya inflasi dan isu geopolitik, derasnya arus informasi di media sosial juga kerap memicu rasa takut ketinggalan tren atau fear of missing out (FOMO).

pPrencana keuangan, Nadia Harsya mengingatkan pentingnya generasi muda untuk mulai membangun kebiasaan finansial yang sehat sejak dini.

Kecemasan anak muda terhadap masa depan kerap dipengaruhi oleh pemberitaan negatif yang beredar setiap hari. Mulai dari kondisi geopolitik, lonjakan inflasi, hingga ancaman resesi.

“Kita tidak bisa mengontrol hal-hal yang berada di luar kendali kita, tapi kita bisa mengatur apa yang ada di sekitar kita. Misalnya, kita tidak bisa mencegah ekonomi global menurun, tapi kita bisa mengontrol cara kita mengelola keuangan,” ujar Nadia di acara Media Gathering BCA Syariah bertema “BSya, Menemani Langkah Penuh Berkah”, dikutip Selasa (26/8/2025). 

fase quarter life crisis yang dialami banyak anak muda, terutama Gen Z, sering kali membuat mereka terjebak pada perilaku konsumtif. Tekanan sosial media untuk selalu tampil sempurna atau mengikuti tren justru membuat keuangan mereka terkuras.

Tips Praktis: Siapkan Dana Darurat hingga Anti-FOMO

Untuk menghadapi situasi penuh ketidakpastian, Nadia memberikan sejumlah kiat praktis.

Pertama, memiliki dana darurat menjadi fondasi utama dalam perencanaan keuangan. “Hari sial tidak pernah bisa diprediksi. Karena itu, dana darurat sangat penting untuk menjaga kita tetap aman,” katanya.

Kedua, memisahkan rekening tabungan dari rekening operasional harian agar uang tidak tercampur.

“Dengan begitu, kita tahu mana uang yang boleh dipakai dan mana yang harus disimpan,” tambahnya.

Ketiga, mengubah kebiasaan konsumsi dengan menekan perilaku FOMO.

“Uangnya ada, tapi budget-nya belum tentu ada. Jangan sampai hanya demi memuaskan kebutuhan sosial media, kita mengorbankan masa depan finansial,” jelas Nadia.

Selain itu, investasi kecil seperti emas atau deposito syariah juga bisa menjadi langkah awal.

“Tidak perlu menunggu penghasilan besar untuk mulai berinvestasi. Justru dengan nominal kecil, kita bisa membangun habit yang konsisten,” tuturnya.

BSya sebagai “Teman Finansial Digital”

Dalam kesempatan yang sama, Vice President Cash Management BCA Syariah, Nadia Amalia menjelaskan bahwa aplikasi mobile banking BSya hadir untuk menjawab kebutuhan anak muda yang ingin mengatur keuangan lebih praktis.

“Dengan BSya, masyarakat bisa menabung, investasi emas mulai dari 5 gram, setoran haji, hingga berzakat dalam satu aplikasi. Kami ingin BSya menjadi teman yang mendampingi perjalanan finansial nasabah dengan cara yang modern sekaligus penuh berkah,” kata Nadia Amalia.

Nadia Harsya menutup sesinya dengan pesan inspiratif. Menurutnya, hidup berkah bukan hanya soal punya uang, tetapi juga bagaimana menyeimbangkan antara aspek finansial dan spiritual.

“Hidup yang berkah itu soal keseimbangan. Punya dana darurat, cicilan terkendali, investasi yang tumbuh, tanpa lupa menunaikan zakat dan berbagi. Itulah langkah awal menuju keuangan yang sehat,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |