Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) mendorong pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) Indonesia untuk terus berupaya menembus pasar Amerika Serikat (AS).
Produk mamin nasional dinilai memiliki kekuatan pada cita rasa dan keragaman produk bernilai tambah, meski harus menghadapi sejumlah tantangan dalam memenuhi ketentuan ekspor ke negeri tersebut.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal PEN Fajarini Puntodewi saat membuka forum bertajuk “Navigasi Tantangan Regulasi dan Optimalisasi Peluang Bisnis untuk Produk Makanan dan Minuman Indonesia Menembus Pasar AS” yang digelar di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/10/2025).
“Industri mamin Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang terus tumbuh pesat. Kekayaan sumber daya alam, kearifan lokal, serta warisan makanan nusantara menjadikan produk kita memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia. Namun, ketika berbicara ekspor ke pasar AS, kita dihadapkan pada realitas yang cukup menantang, seperti berbagai regulasi ketat, standar keamanan pangan, serta dinamika persaingan global yang sangat tinggi,” ujar Puntodewi.
Ia menambahkan, pasar AS dikenal memiliki perhatian besar terhadap aspek kesehatan konsumen. Regulasi dari lembaga seperti Food and Drug Administration (FDA) menuntut kepatuhan tinggi terhadap label, kandungan gizi, bahan baku, hingga proses produksi.
Karena itu, pemahaman regulasi ekspor tidak hanya sebatas kewajiban administratif, tetapi juga strategi membangun kepercayaan dan reputasi produk Indonesia di pasar internasional.
Banyak Pelaku UMKM Miliki Produk Unggulan
Banyak pelaku UMKM di sektor mamin sebenarnya memiliki produk unggulan, namun belum memahami pentingnya sertifikasi seperti FDA registration, nutrition facts labelling, serta standar keamanan pangan seperti HACCP dan ISO 22000. Forum bisnis seperti ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi menyeluruh agar pelaku usaha mampu menembus pasar AS.
“Mari kita jadikan tantangan regulasi sebagai batu loncatan menuju profesionalisme yang lebih tinggi, dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya bagi produk Indonesia untuk berdiri sejajar dengan merek dunia. Dengan kolaborasi, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, saya yakin cita rasa Indonesia akan terus menginspirasi dan dinikmati masyarakat dunia,” lanjut Puntodewi.
Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Kepala ITPC Los Angeles Kumara Jati, Kepala ITPC Chicago Dhonny Yudho Kusuma, Regulatory Advisor USA FDA Registrar Corp Agus Setiawan, serta Co-Owner 17.000 Flavors of Indonesia Abe Moiz, dengan Atase Perdagangan Washington DC Ranitya Kusumadewi sebagai moderator.
Kumara Jati memaparkan peluang bisnis produk mamin Indonesia di wilayah pantai barat AS, sementara Dhonny menjelaskan karakteristik pasar pantai timur AS agar eksportir dapat menyesuaikan jenis produk yang potensial untuk dipasarkan di sana.
Peluang Produk Mamin dari Platform Elektronik
Menurutnya, Konsumen AS banyak melakukan transaksi melalui platform niaga elektronik. Untuk itu, salah satu cara mencari peluang produk mamin yang diminati pasar AS bisa dengan mengamati platform niaga elektronik yang populer di AS.
Dinamika ekonomi global saat ini juga memberi peluang bagi perluasan pasar ekspor produk Indonesia di AS karena banyak perusahaan melakukan strategi ulang untuk menemukan sumber alternatif bahan baku maupun produk ke negara-negara pemasok, termasuk Indonesia,” papar Kumara.
Menurut Dhonny, produk mamin yang kini makin diminati adalah yang mengedepankan aspek keberlanjutan dan kesehatan, seperti produk organik dan ramah lingkungan.
AS Mitra Dagang Penting Indonesia
Amerika Serikat merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, termasuk di sektor mamin olahan. Pada 2024, ekspor produk mamin ke AS mencapai USD 1,02 miliar atau 18,06 persen dari total ekspor mamin olahan Indonesia ke dunia, meningkat 4,18 persen dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang semester I-2025, ekspor mamin mencapai USD 512,63 juta, naik 1,71 persen dari periode yang sama tahun 2024.
Produk mamin Indonesia yang paling banyak diekspor ke AS antara lain udang kemasan (29,88%), nanas kemasan (7,42%), tuna kemasan (3,67%), biskuit manis (2,67%), gula-gula (1,78%), dan pasta (1,51%).