AWALNYA, kavaleri merujuk pada pasukan khusus yang menggunakan kuda sebagai sarana utama dalam pertempuran. Namun, seiring perkembangan zaman, peran kavaleri berubah menjadi unit tempur modern yang memanfaatkan kendaraan lapis baja, seperti panser dan tank, untuk meningkatkan mobilitas dan daya serang.
Istilah kavaleri berasal dari kata Latin caballus dan kata Prancis chevalier, yang berarti kuda. Nama ini mencerminkan sejarah awal kavaleri sebagai pasukan yang mengandalkan kecepatan dan fleksibilitas yang hanya bisa disediakan oleh kuda.
Sejarah Kavaleri di Indonesia
Di Indonesia, kavaleri muncul dalam pertempuran Surabaya pada November 1945. Pemuda-pemuda pejuang, termasuk Subiantoro, yang kemudian menjadi Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpussenkav), menggunakan kendaraan lapis baja hasil rampasan dari tentara Jepang, Belanda, dan Inggris untuk menghadapi pasukan Sekutu.
Kendaraan tempur tersebut terus digunakan dalam berbagai operasi militer. Misalnya, pada akhir Desember 1949 di Palembang serta di Jawa dan Medan pada awal 1950, kendaraan ini berperan penting dalam memperkuat perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peran Kavaleri di Masa Lalu
Pada masa lampau, pasukan kavaleri menjadi tulang punggung perang karena mobilitas mereka yang tinggi. Mereka memiliki kemampuan untuk bergerak cepat dalam jumlah besar, sering kali digunakan sebagai pasukan pendobrak untuk membuka jalan bagi infanteri.
Di zaman Yunani Kuno, pasukan berkuda dianggap sebagai unit elite dalam formasi seperti phalanx dan legion. Keunggulan ini tidak hanya berasal dari kemampuan tempur mereka, tetapi juga karena kuda hanya dapat dimiliki kaum bangsawan atau orang-orang kaya. Status sosial inilah yang menjadikan pasukan kavaleri istimewa.
Selama Abad Pertengahan, bangsa Mongol memanfaatkan kuda secara luas untuk mengembangkan taktik perang seperti "serang dan lari."
Para prajurit Mongolia terkenal karena kecakapannya dalam memanah sambil berkuda, memungkinkan mereka menyerang dengan presisi tanpa kehilangan mobilitas. Keunggulan ini menjadikan pasukan Mongol salah satu kekuatan militer paling mematikan pada masanya.
Dari pasukan berkuda kuno hingga kendaraan lapis baja modern, kavaleri terus berkembang, mencerminkan perubahan taktik perang dan teknologi militer di setiap era.
Peran Kavaleri di Masa Kini
Pada era modern peran kavaleri semakin berkurang, digantikan oleh helikopter serang yang lebih fleksibel dan sulit dijangkau musuh.
Tank tetap penting dalam perang untuk efek kejut dan perlindungan, meskipun rentan terhadap senjata anti-tank.
Saat ini, kavaleri identik dengan pasukan pengoperasi tank, sementara kavaleri berkuda yang dahulu digunakan untuk pertempuran kini hanya berfungsi dalam acara seremonial seperti upacara resmi dan penyambutan kepala negara. (berbagai sumber/Z-1)