Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kembali memanas. Hal ini menambah ketakutan investor di tengah penutupan sebagian aktivitas (shutdown) pemerintahan AS yang dimulai pada 1 Oktober lalu.
Kecemasan dan kekhawatiran para investor memuncak karena di tengah kondisi ini berbagai aset investasi seperti sagam dan obligasi mengalami volatilitas yang tinggi. Hanya satu aset investasi yang positif yaitu emas.
Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk mengambil langkah keuangan besar seperti mengubah arah investasi atau merevisi rencana keuangan jangka panjang secara drastis.
"Wajar jika orang mulai meragukan keputusan keuangan mereka ketika muncul ketidakpastian, tetapi bereaksi karena rasa takut sering kali justru lebih merugikan daripada menguntungkan,” ujar Chief Investment Officer Northwestern Mutual Brent Schutte dikutip dari CNBC, Selasa (14/10/2025).
“Meskipun penutupan pemerintahan saat ini mungkin akan menyebabkan fluktuasi pasar, investor harusnya bisa merasa tetap tenang karena pasar sebelumnya telah pulih dari penutupan pemerintahan serupa dalam jangka panjang," tambah dia.
Jika muncul kekhawatiran dari situasi ini atau dari hal-hal pribadi lainnya, sebaiknya tunggu hingga emosi lebih stabil sebelum membuat keputusan keuangan besar, ungkap perencana keuangan Aja Evans.
“Hindari pengambilan keputusan finansial jika kamu sedang merasa sangat cemas, kesulitan menenangkan diri, atau merasa seperti kehilangan kendali,” ujarnya.
Sebagai gantinya, begini saran yang ia berikan:
Lakukan Aktivitas Sederhana dan Gratis
Saran pertama dari Evans adalah temukan cara menghadapi stres yang tidak memerlukan biaya apa pun.
“Mengeluarkan uang kadang memang terasa menyenangkan,” katanya.
Ttetapi perasaan itu biasanya tidak bertahan lama, dan justru bisa memperburuk kondisi keuangan kamu,” jelas Evans.
Ia menyarankan untuk melakukan aktivitas sederhana dan gratis yang bisa membantu mengalihkan pikiran dari kecemasan, seperti keluar rumah dan menikmati udara segar, menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga, menonton sesuatu yang lucu, atau mandi air hangat dalam waktu lama.
Aktivitas seperti ini bisa membantu menenangkan diri sehingga kondisi mental berada dalam keadaan yang lebih stabil sebelum keputusan keuangan dibuat.
Ketika seseorang sedang sangat tertekan, khawatir, atau takut, sering kali muncul dorongan untuk segera melakukan sesuatu. Tapi justru di situlah pentingnya untuk tidak mengambil tindakan secara gegabah,” jelas Evans.
Menyelesaikan Siklus Stres
Ia mendorong para kliennya untuk “menyelesaikan siklus stres” sebelum benar-benar mengambil tindakan terkait keuangan mereka. Artinya, luangkan waktu sejenak untuk bernapas dalam-dalam atau melakukan aktivitas yang menenangkan untuk menurunkan tingkat stres kembali ke keadaan normal.
Dengan begitu, pikiran menjadi lebih jernih dan keputusan yang diambil pun lebih rasional.
“Saya tidak ingin siapa pun mengambil keputusan finansial secara gegabah hanya karena merasa sedang dalam kondisi krisis, padahal mungkin situasinya tidak seburuk yang mereka bayangkan,” ujarnya.
“Sering kali, ketika kita gegabah, kita lupa dampak jangka panjang dari keputusan impulsif yang hanya bertujuan membuat kita merasa lebih baik sesaat.”
“Saya ingin orang-orang dalam keadaan tenang, stabil, dan berpikiran jernih ketika mereka mengambil keputusan finansial mereka,” tambahnya.
Hindari Mengambil Keputusan Impulsif
Sejauh ini, penutupan sementara pemerintahan belum memicu perubahan besar di pasar saham. Namun, kondisi itu bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Menurut Schutte, karena hasil akhir dari negosiasi penutupan tersebut masih belum pasti, mengambil keputusan investasi berdasarkan perkiraan pribadi tentang apa yang mungkin terjadi adalah langkah yang berisiko.
Seperti halnya dalam situasi penuh ketidakpastian lainnya, Schutte menyarankan agar para investor tetap tenang dan tidak melakukan langkah finansial yang tergesa-gesa demi menjaga stabilitas keuangan jangka panjang mereka.
Secara historis, pasar saham hanya mengalami penuruan sementara dan selalu mampu pulih kembali. Sehingga, para ahli umumnya menyarankan agar investor tidak panik menghadapi fluktuasi pasar. Mereka juga menyarankan untuk tidak terlalu sering memeriksa akun investasi untuk menghindari stres dan keputusan impulsif.
Namun, jika penyesuaian rencana keuangan dirasa perlu untuk dilakukan, atau masih ragu untuk memilih keputusan yang akan diambil, berkonsultasi dengan pakar keuangan profesional bisa meniadi solusi.
“Mereka dapat membantu Anda membuat perubahan yang tepat dan bermanfaat untuk jangka panjang,” ujar Schutte.