Liputan6.com, Jakarta - Emas dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang relatif aman dan diminati banyak orang. Namun, sebagaimana bentuk investasi lainnya, emas tetap memiliki risiko. Tidak ada jaminan keuntungan pasti, dan potensi kerugian selalu ada di setiap keputusan investasi.
Dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (11/10/2025), risiko kehilangan nilai pada emas dapat muncul dalam berbagai bentuk. Perubahan harga pasar, kondisi ekonomi global, hingga sentimen investor dapat mempengaruhi pergerakan nilainya.
Karena itu, memahami bagaimana risiko tersebut bisa terjadi menjadi langkah awal yang penting sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Investasi emas memerlukan pemahaman tentang kemungkinan hasil dan konsekuensinya. Dengan mengenali potensi naik-turunnya harga, investor bisa menyusun strategi yang lebih bijak dalam mengelola risiko agar tidak terjebak pada keputusan spekulatif semata.
Empat pakar emas menegaskan calon investor perlu memahami berbagai risiko utama yang berkaitan dengan harga, spekulasi, biaya peluang, dan penipuan.
Setiap faktor perlu diperhitungkan dengan cermat karena memiliki pengaruh berbeda terhadap hasil akhir investasi, dilansir dari Yahoo Finance.
Kesadaran terhadap risiko-risiko tersebut dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih realistis dan terukur. Emas memang dapat menjadi aset berharga dalam jangka panjang, tetapi tetap memerlukan kehati-hatian dan pengetahuan agar benar-benar memberikan manfaat.
Risiko Harga
Investor yang membeli emas ketika harganya sudah mendekati rekor tertinggi berisiko mengalami kerugian akibat fluktuasi harga.
"Membeli di harga tinggi dengan harapan harga akan segera naik lagi adalah strategi yang sulit,” ujar Managing Director bidang komoditas di Bannockburn Capital Markets, Darrell Fletcher.
Harga emas meski saat ini tergolong tinggi, ada faktor positif yang mendukung pergerakannya.Fletcher menjelaskan, emas sedang pulih setelah bertahun-tahun berada di level harga rendah, dan kini semakin populer sebagai aset diversifikasi, baik bagi bank sentral maupun investor perorangan.
Menetapkan ekspektasi yang realistis, berinvestasi untuk jangka panjang, dan mengalokasikan dana dengan proporsi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko harga.
"Emas sebaiknya tidak dipergunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan besar dalam waktu singkat, fungsinya lebih sebagai penyeimbang dalam berbagi investasi yang beragam," ujar Chief Strategy Officer di B2PRIME Group, Alex Tsepaev.
Risiko Spekulasi
Manajer portofolio di Midas Funds, Thomas Winmill menyarankan agar investor memandang kepemilikan emas batangan, koin, maupun ETF sebagai bentuk investasi spekulatif.
Emas adalah komoditas, dan harga komoditas sangat bergantung pada faktor makroekonomi, politik, industri, serta keuangan yang sulit diprediksi, bahkan terkadang tidak dapat diketahui sama sekali.
Meskipun kinerja emas belakangan ini cukup baik, tetapi pergerakannya tidak dapat diprediksi.
Menyadari hal tersebut saat mengambil keputusan investasi dapat membantu menghindari terjadinya risiko yang berlebihan dan ekspektasi yang tidak realistis.
Risiko Biaya Peluang
Biaya peluang mengacu pada potensi keuntungan yang bisa didapat dari jenis investasi lain saat dana justru ditempatkan pada emas. Ketika berinvestasi dalam emas, dana yang digunakan menjadi "terkunci" dan tidak dapat dialihkan ke investasi lain hingga emas tersebut dijual, jelas Tsepaev.
Karena emas secara historis berfungsi sebagai aset diversifikasi dan bukan pendorong pertumbuhan, biaya peluangnya bisa cukup besar.
"Biaya memegang emas adalah pertumbuhan yang dikorbankan di tempat lain," kata Tsepaev.
Risiko biaya peluang tidak hanya berlaku untuk emas, tetapi juga untuk strategi diversifikasi apa pun. Sebagai contoh, dalam satu tahun terakhir, investor bisa saja meraih keuntungan besar jika seluruh kekayaan diinvestasikan ke perusahaan chip kecerdasan buatan Nvidia (NVDA).
Namun, sebagian besar investor memilih untuk tetap memiliki investasi dalam bentuk yang beragam. Mereka rela mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih rendah demi menghindari ketergantungan pada satu aset saja. Menempatkan porsi emas dalam jumlah kecil dapat membantu mengurangi peluang keuntungan yang hilang dari aset lain.
Risiko Penipuan
Direktur Konten dan SEO di American Precious Metals Exchange (APMEX), Brett Elliott menjelaskan, emas tidak termasuk dalam kategori aset yang diatur oleh otoritas sekuritas.
Hal ini memang membawa keuntungan, seperti proses yang lebih sederhana dan biaya premi emas yang lebih rendah. Namun, di sisi lain, kondisi ini juga memberikan ruang lebih besar bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk beraksi.
Pihak-pihak tersebut bisa mencakup:
1. Pedagang yang menjual koin atau batangan emas berkualitas rendah atau bahkan palsu;
2. Penjual saham tambang emas fiktif atau sertifikat emas palsu;
3. Pembeli emas yang menawar perhiasan dengan harga jauh di bawah nilai sebenarnya.
Elliott menyarankan agar calon investor selalu meneliti reputasi perusahaan atau penjual dengan cermat sebelum melakukan investasi.