Indonesia dan China Bangun Dua Kawasan Industri Kembar, Mesin Baru Penggerak Investasi Rp 36 Triliun

2 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Indonesia terus memperkuat kerja sama ekonomi dengan mitra global salah satunya China untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. Salah satu langkah strategis ditempuh melalui kolaborasi lewat program Two Countries Twin Parks (TCTP).

Skema ini menghadirkan pembangunan dua kawasan industri kembar yang dirancang untuk mendorong arus investasi, penciptaan lapangan kerja, hingga peningkatan devisa negara.

Kedua negara memiliki posisi strategis di kancah global, dengan total populasi sekitar 1,7 miliar jiwa dan nilai ekonomi gabungan mencapai USD 19,2 triliun. China juga menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral sekitar USD 135 miliar pada 2024.

“Two Countries Twin Parks merupakan inisiatif strategis dua negara strategis, Indonesia dan China. Tujuannya adalah membangun dua kompleks industri di antara kota kembar agar sinergi kedua industri dan rantai nilai kedua negara dapat optimal,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara China-Indonesia Economic and Trade Exchange dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025).

Melalui TCTP, kedua negara menggabungkan keunggulan masing-masing. Indonesia menawarkan pasar domestik besar dan sumber daya melimpah, sementara Tiongkok membawa teknologi, pembiayaan, dan pengalaman manufaktur. Sinergi tersebut diharapkan mampu memperkuat daya saing industri nasional.

Lokasi di Batang

Proyek TCTP saat ini mulai diwujudkan melalui pengembangan kawasan industri di Batang yang menjadi salah satu kerja sama utama Indonesia–Tiongkok. Pemerintah juga membuka kemungkinan perluasan proyek ke wilayah lain, termasuk Pulau Bintan yang dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan kawasan industri.

Tiongkok tercatat menempatkan investasi besar di Indonesia pada 2024, khususnya di sektor logam senilai USD 4 miliar dan industri farmasi sebesar USD 1 miliar. Ke depan, pemerintah berharap kerja sama ini semakin berkembang seiring bertambahnya peluang pasar dari 19 perjanjian perdagangan yang dimiliki Indonesia, termasuk kesepakatan dengan Uni Eropa yang mulai berlaku 2027.

Momentum kolaborasi ini dinilai penting untuk mempercepat pertumbuhan investasi, sekaligus menguatkan posisi Indonesia sebagai negara tujuan industri dan manufaktur di kawasan.

Penandatanganan 16 MoU

Dalam konferensi yang digelar di Jakarta, Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Kota Fuzhou menandatangani 16 Memorandum of Understanding (MoU) dengan nilai total mencapai Rp 36,4 triliun.

Proyek tersebut akan mulai berjalan pada 2026 dan mencakup sektor prioritas seperti ekspor baja, nikel, industri perikanan terpadu, riset kecerdasan buatan, energi matahari, hingga pengembangan kawasan industri baru.

Nilai investasi tersebut merepresentasikan sekitar 24,3% dari total komitmen investasi US$10 miliar yang sebelumnya disampaikan Pemerintah Kota Fuzhou.

“Kita membutuhkan lebih banyak proyek di sektor industri baja, manufaktur, perikanan, tekstil, pertanian, teknologi baru seperti drone, baterai EP, termasuk infrastruktur dan AI itu sendiri,” ujar Airlangga.

Usai acara, Menko Airlangga juga melakukan pertemuan bilateral dengan Guo Ningning, membahas peluang perluasan kerja sama mulai dari pengembangan kawasan industri, penciptaan lapangan kerja, hingga peningkatan konektivitas penerbangan dan kolaborasi pendidikan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |