Indonesia Belum jadi Pemain Utama di Industri Halal Global, Sri Mulyani Bilang Begini

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya dukungan kebijakan dan regulasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia.  Menurutnya, potensi industri halal sangat besar, namun masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kebutuhan insentif hingga keterbatasan visibilitas Indonesia di kancah global.

“Industri halal jangan menjadi beban tambahan, tapi dia menjadi sebuah assurance,” ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Islam, Kamis (15/5/2025)

Sri Mulyani menyebut pembangunan kawasan industri berbasis halal masih menemui kendala, salah satunya terkait permintaan insentif fiskal dan non-fiskal. Di sisi lain, ia menyoroti pentingnya optimalisasi aset negara, termasuk tanah dan bangunan yang menganggur (idle), agar bisa dikembangkan menjadi aset produktif dalam kerangka prinsip keuangan syariah.

“Aset-aset nyata seperti tanah atau bangunan dalam prinsip syariah bisa menjadi underlying aset yang mudah distrukturkan. Ini penting untuk mendorong volume dan likuiditas,” jelasnya.

Sri Mulyani juga menekankan perlunya kehadiran Indonesia secara aktif di forum-forum internasional. Meskipun menjadi negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia dinilainya masih kurang terlihat dalam panggung ekonomi Islam global. 

Multilateral

Ia berharap semakin banyak tokoh Indonesia yang membawa nama bangsa dalam negosiasi dan kerja sama multilateral. Pemerintah, lanjutnya, terus mendorong integrasi berbagai instrumen keuangan seperti wakaf dan pemanfaatan aset negara ke dalam ekosistem keuangan syariah. 

Upaya ini diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri halal global dan menjadikan sektor ini sebagai pilar ekonomi masa depan.

“Karena seperti yang saya sampaikan juga di dalam banyak negosiasi maupun forum internasional entah G20, IMF World Bank, Islamic Development Bank ataupun yang lain kita membutuhkan banyak sekali orang-orang Indonesia yang mampu membawa bendera Indonesia keluar,” pungkasnya.

Komitmen Pengembangan Industri Halal di Indonesia

Sebelumnya, ESQ Halal Center berkomitmen dalam mendukung pengembangan industri halal di Indonesia kembali menunjukkan hasil nyata.

Pada Senin 5 Mei 2025, ESQ Halal Center resmi meraih akreditasi sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Pratama dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Dengan lingkup akreditasi, Ruang Pemeriksaan dan/atau Pengujian (Verifikasi/Validasi, Inspeksi Produk dan/atau PPH, dan Pengujian Laboratorium bagi produk berupa Makanan dan Minuman), Cakupan Wilayah Kerja (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Jumlah Auditor Halal 3 orang.

Akreditasi

Pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian pun menyampaikan rasa syukur dan tekad kuat untuk bergerak cepat pasca-akreditasi.

"Akreditasi ini bukan hanya sebuah pencapaian administratif, melainkan juga amanah besar. Kami langsung gaspol, membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM, industri makanan dan minuman, hingga komunitas halal," ujar Ary Ginanjar di Jakarta, yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Kamis (8/5/2025).

"Tujuannya adalah agar sertifikasi halal bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di pasar global," sambung dia.

Ary menjelaskan, akreditasi ini merupakan bentuk pengakuan resmi terhadap kapasitas kelembagaan, kualitas sumber daya manusia, serta kesiapan teknis dan manajerial LPH ESQ menjalankan tugas pemeriksaan kehalalan produk.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |