Hutan Tanaman Industri Jadi Modal Transisi ke Energi Terbarukan

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kehutanan menegaskan bahwa pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk kayu energi merupakan salah satu upaya strategis dalam penyediaan energi terbarukan, pemulihan ekosistem terdegradasi, serta penguatan kontribusi Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim.

Kepala Subdit Sertifikasi dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Tony Rianto menyampaikan, HTI untuk kayu energi yang dikelola sesuai prinsip keberlanjutan bukanlah penyebab deforestasi. Sebaliknya, model pengelolaan ini berperan penting dalam rehabilitasi lahan kritis, penyediaan energi terbarukan, serta pencapaian target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

“Dengan pengelolaan yang berbasis Sustainable Forest Management (SFM), HTI untuk kayu energi dapat menjaga fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi hutan. Selain itu, keberadaannya berkontribusi pada upaya mengurangi ketergantungan energi fosil serta meningkatkan ketahanan energi nasional,” ujar Tony dalam keterangan tertulisnya.

Pengembangan HTI untuk kayu energi juga diharapkan membawa manfaat nyata bagi masyarakat, antara lain melalui penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan investasi daerah, diversifikasi sumber energi domestik, serta penguatan daya saing ekspor, khususnya produk wood pellet.

Pengembangan HTI

Pemerintah memahami adanya masukan dari berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), mengenai potensi dampak industri biomassa. Untuk itu, sejumlah langkah strategis telah diterapkan guna memastikan pengembangan HTI untuk kayu energi sejalan dengan prinsip keberlanjutan.

Untuk memastikan pengelolaan berjalan sesuai aturan, pemerintah telah menyiapkan regulasi ketat, pemantauan berbasis teknologi, penerapan sertifikasi keberlanjutan (SVLK), serta penegakan hukum bagi pelanggar.

Dengan langkah ini, pengembangan HTI untuk kayu energi diharapkan tidak hanya mendukung energi bersih, tetapi juga menjaga kelestarian hutan Indonesia. 

Potensi Biomassa Indonesia dari Limbah Pertanian Capai 130 Juta Ton per Tahun

Sebelumnya, Indonesia memiliki potensi biomassa mencapai 130 juta ton per tahun dari limbah pertanian, limbah industri dan hutan tanaman energi.

Berkaca dari hal tersebut, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus mempercepat pemanfaatan biomassa ya berasal dari berbagai limbah dan tanaman energi sebagai bahan bakar alternatif pembangkit listrik, konsumsinya pun terus meningkat guna mengejar target penurunan karbon.

Direktur Utama PLN EPI adalah Rakhmad Dewanto mengatakan, volume pemanfaatan biomassa meningkat signifikan, dari hanya 312 ribu ton pada 2021 menjadi 1,8 juta ton pada 2024. PLN EPI optimistis target 3 juta ton biomassa pada 2025 dapat tercapai.

“Tahun ini, target kami mencapai 3 juta ton biomassa. Angka ini setara dengan kurang lebih 3% dari volume batu bara yang dikelola PLN dan berpotensi mengurangi emisi hingga 3,3 juta ton CO2e per tahun,” kata Rakhmad, Kamis (11/9/2025).

PLN EPI berambisi mengembangkan ekosistem biomassa nasional tak hanya untuk kebutuhan kelistrikan, tetapi juga memenuhi kebutuhan industri dan peluang ekspor.

“Kami mempelopori model ekosistem biomassa terpadu, mulai dari pengumpulan bahan baku, sub-hub, hingga main hub dengan fasilitas mixing dan quality control. PLN EPI siap menjadi pelopor biomassa nasional,” tegas Rakhmad.

Volume Pasokan Energi

PLN EPI pun terus memastikan volume pasokan energi untuk PLN dengan adanya pertumbuhan demand di sektor kelistrikan. Tahun ini, pasokan batu bara ditargetkan mencapai 99,76 juta ton sementara pasokan gas mencapai 1.329 BBTUD atau mencapai hampir 40% dari kebutuhan nasional.

Di sisi lain, PLN EPI juga aktif mengembangkan infrastruktur energi seperti pengembangan regasifikasi LNG dan penguatan logistik BBM. Untuk mendukung _green energy_, PLN EPI tengah membangun rantai pasok biomassa nasional yang efisien dengan melibatkan berbagai mitra di seluruh wilayah Indonesia.

Pemanfaatan biomassa di PLN dijalankan melalui program cofiring di 52 PLTU, sejalan dengan Permen ESDM No. 12/2023. _Cofiring_ memungkinkan penggunaan biomassa sebagai campuran bahan bakar tanpa perlu membangun PLTU baru.

“Tingkat cofiring disesuaikan dengan tipe boiler, mulai dari 10 persen untuk pulverized coal hingga 70 persen untuk tipe stoker. Cara ini adalah salah satu langkah cepat untuk menurunkan emisi,” jelas Rakhmad.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |