Harga Minyak Merosot Tajam Hari Ini

3 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 4% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah Presiden Donald Trump mengancam China dengan tarif yang lebih tinggi sebagai balasan atas tindakan Beijing yang memberlakukan kontrol ekspor yang lebih ketat terhadap mineral tanah jarang.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/10/2025), harga minyak mentah AS turun USD 2,61 atau 4,24% dan ditutup pada harga USD 58,90 per barel. Patokan harga minyak global, Brent turun USD 2,49 atau 3,82%, menjadi USD 62,73 per barel.

Hubungan perdagangan Tiongkok-AS diperkirakan membaik perlahan, tetapi kemunduran terbaru ini sekali lagi menimbulkan kekhawatiran bahwa tarif yang lebih tinggi dapat memperlambat ekonomi global dan mengurangi permintaan minyak.

“Sebagai Presiden Amerika Serikat, saya akan dipaksa untuk melawan langkah mereka secara finansial,” kata Trump di platform media sosialnya, Truth Social.

“Salah satu kebijakan yang sedang kami perhitungkan saat ini adalah kenaikan tarif besar-besaran terhadap produk-produk Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat. Ada banyak langkah balasan lain yang juga sedang dipertimbangkan secara serius," lanjut dia.

Pasar Saham Anjlok Usai Komentar Trump

Komentar Trump membuat pasar saham anjlok pada hari Jumat karena investor mengurangi risiko terhadap ancaman baru terhadap ekonomi global ini. 

“Ketika pasar menyaksikan aksi saling balas ini, bagi pasar minyak, hal ini berdampak pada pertumbuhan yang lebih lambat dan bahkan mungkin penurunan permintaan,” ujar Presiden Lipow Oil Associates, Andy Lipow.

Harga minyak juga tertekan karena OPEC+ telah meningkatkan pasokan ke pasar selama berbulan-bulan.

“Minyak di perairan melonjak bulan lalu, permintaan minyak mentah turun signifikan di tengah pemeliharaan kilang, dan penumpukan inventaris akan segera dimulai,” kata Analis Minyak Kpler, Matt Smith.

Gencatan Senjata Israel dan Hamas

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas juga tampaknya telah berlaku di Gaza. Pasar minyak telah berulang kali waspada selama dua tahun terakhir mengenai risiko perang Gaza yang meluap menjadi konflik regional yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah.

“Pelaku pasar memanfaatkan kesempatan ini untuk pada dasarnya mengatakan, kita bisa beralih dari geopolitik dan kembali fokus pada kondisi pasokan,” ujar Kepala Strategi komoditas global RBC Capital Markets,  Helima Croft.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |