Harga Minyak Dunia Melambung Usai Trump Ancam Rusia

2 months ago 30

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Jumat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi baru kepada Rusia jika gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina.

Donald Trump menuliskan dalam sebuah posting di Truth Social bahwa ia sangat mempertimbangkan sanksi terhadap bank-bank Rusia dan tarif mahal terhadap produk-produk Rusia karena angkatan bersenjatanya terus melakukan serangan di Ukraina.

Mengutip CNBC, Sabtu (8/3/2025), harga minyak mentah Brent naik USD 1,04 atau 1,5% menjadi USD 70,50 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 68 sen atau 1,02% dan ditutup pada USD 67,04 per barel.

Pada perdagangan awal, harga minyak Brent melonjak menjadi USD 71,40 sementara harga minyak WTI mencapai USD 68,22. Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok produsen OPEC+ akan melanjutkan kenaikannya pada bulan April tetapi kemudian dapat mempertimbangkan langkah-langkah lain, termasuk mengurangi produksi.

"Jika Anda tidak menyukai harga minyak saat ini, tunggu sebentar," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn.

Sanksi Rusia

Flynn mengatakan, kenaikan harga minyak yang dipicu oleh sentimen OPEC+ dan kemungkinan sanksi ke Rusia mengalahkan berita lainnya, termasuk penundaan pembicaraan gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas.

"Saya pikir berita Rusia telah mengalahkan berita itu," kata Flynn.

"Semuanya Rusia, Rusia, Rusia." tambah dia.

"Kehati-hatian yang diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Novak hanyalah cara lain untuk menegaskan kembali klausul persyaratan OPEC+ yang terkait dengan kondisi pasar. Kondisi ini akan menentukan apakah mereka akan mematuhi rencana untuk secara bertahap mengurangi pemotongan sukarela mereka," kata analis Onyx Capital Group Harry Tchilinguirian.

Harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun ke level terendah sejak Desember 2021 pada hari Rabu setelah persediaan minyak mentah AS meningkat dan OPEC+ mengumumkan keputusannya untuk meningkatkan kuota produksi.

Kelompok tersebut mengatakan bermaksud untuk melanjutkan peningkatan produksi yang direncanakan pada April, dengan menambahkan 138.000 barel per hari ke pasar.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |