Harga Emas Kembali Berkilau Hari Ini, Aksi Beli hingga Inflasi AS jadi Penopang

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Selasa, 13 Mei 2025 seiring momen beli saat harga murah setelah alami penurunan tajam. Sementara itu, data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan juga mendukung harga emas.

Mengutip CNBC, Rabu (14/5/2025), harga emas spot naik 0,54% menjadi USD 3.251,33 per ounce setelah turun ke level terendah USD 3.207,30 pada Senin pekan ini. Harga emas berjangka AS ditutup menguat 0,6% lebih tinggi pada USD 3.247,8.

“Kami mengalami koreksi besar pada harga emas pada Senin, karena berita ada kesepakatan yang dibuat antara Amerika Serikat dan China,” ujar Head of Commodity Strategist TD Securities, Bart Melek.

"Namun, tarif (atas China) masih 30% yang cukup negatif untuk ekonomi,” ia menambahkan.

Amerika Serikat dan China mengatakan akan menghentikan tarif mereka selama 90 hari. Menyusul pembicaraan di Jenewa, Swiss selama akhir pekan, AS mengatakan akan memangkas tarif impor China menjadi 30% dari 145%. Sedangkan China mengatakan akan memangkas bea impor AS menjadi 10% dari 125%.

Adapun harga emas batangan telah memecahkan beberapa rekor tertinggi pada 2025. Hal ini karena kekhawatiran atas perlambatan ekonomi menyusul tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump. Ditambah sentimen pembelian besar-besaran oleh bank sentral, ketegangan geopolitik, dan peningkatan aliran dana ke exchange trade fund (ETF) yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas,

Di sisi lain, indeks harga konsumen AS naik 0,2% bulan lalu, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja pada Selasa pekan ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI akan naik 0,3%.

“Laporan tersebut sedikit condong bersahabat bagi pasar logam mulia karena ini bukan laporan inflasi bermasalah yang akan membuat the Federal Reserve menunda pemotongan suku bunga,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Pasar keuangan prediksi bank sentral akan melanjutkan pelonggaran kebijakannya pada September. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Prediksi Harga Emas

Sebelumnya, usai libur panjang Hari Raya Waisak, Pengamat emas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan harga emas dunia mengalami pelemahan.

Level support yang menjadi perhatian pasar berada pada kisaran USD3.185 per troy ounce. Saat ini, harga emas masih bertahan di sekitar USD3.245.

"Kalau untuk emas dunia, kemungkinan masih akan terkoreksi ya, karena memang target sebenarnya itu adalah supportnya di USD3.185 sampai saat ini belum tembus, saat ini masih di level USD3.245," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Selasa (13/5/2025).

Jika harga menembus batas support tersebut, penurunan lanjutan hingga ke level USD3.150 sangat mungkin terjadi. Namun, jika harga tetap bertahan di atas USD3.185, ada peluang harga akan kembali menguat menuju USD3.277.

"Artinya, kalau seandainya tembus level USD3.185, ada kemungkinan besar emas dunia itu masih akan turun menuju ke USD3.150-an. Tapi kalau seandainya tidak terkena di USD3.185, kemungkinan besar harga emas dunia itu akan kembali lompat ke USD3.277," jelasnya.

Dia menuturkan, pergerakan harga emas dipengaruhi oleh sejumlah faktor global. Salah satunya adalah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif impor secara signifikan selama masa tenggang 90 hari.

Meskipun dianggap sebagai solusi sementara, pasar tetap mencermati potensi memanasnya kembali hubungan dagang setelah masa tenggang berakhir.

"Faktor-faktornya itu tentang masalah perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang kita lihat ada juga waktu 90 hari, itu baru akan diterapkan. Jadi ada win-win solution, tetapi win-win solution itu masih permasalahan besar. Tapi itu berlaku 90 hari ke depannya," ujarnya.

Faktor Lainnya

Selain itu, isu geopolitik juga menjadi penentu arah harga emas. Di Eropa, terdapat rencana pertemuan antara Rusia dan Ukraina yang difasilitasi oleh Turki. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyepakati gencatan senjata secara penuh.

"Tentang kesepakatan damai yang diperakasai oleh Turki yang kemungkinan besar hari kamis itu akan ada pertemuan antara Rusia dan Ukraina yang akan membuat perjanjian kejadian gencatan senjata secara penuh. Nah ini yang kemungkinan akan membuat tensi geopolitik di Eropa ini sedikit mengalami kenurunan," ujarnya.

Di wilayah Timur Tengah, perkembangan positif juga muncul dengan adanya upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Namun, ancaman Israel terhadap wilayah yang dikuasai kelompok Hauti di Yaman berpotensi menambah ketegangan baru di kawasan tersebut.

"Nah di Timur Tengah sendiri Hamas melepaskan sandra, kuasa negara Amerika Israel, untuk melakukan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza. Artinya apa? Ada kemungkinan besar tensi geopolitik di Timur Tengah ini sedikit mereda di Jalur Gaza, kemudian di Eropa juga mereda," jelasnya.

Penurunan Suku Bunga The Fed

Faktor lain yang turut memengaruhi harga emas adalah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat. Pada awal Mei, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.

Keputusan lanjutan mengenai perubahan suku bunga diperkirakan baru akan diumumkan pada bulan September. Ketidakpastian ini turut berkontribusi terhadap fluktuasi harga emas di pasar global.

"Nah yang terakhir itu, kita melihat di awal-awal Mei, Bank Central Amerika melakukan pertemuan dan masih mempertahankan suku bunga, sampai nanti di bulan September, baru September bawa pernyataan kembali apakah Bank Central Amerika akan merubah suku bunga atau masih mempertahankan suku bunga. Ini yang fundamental yang membuat harga emas mengalami fluktuasi," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |