Harga Emas Hari Ini Kembali Berkilau Tersengat Data Pekerjaan AS hingga Tarif Trump

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat di tengah perdagangan yang bergejolak pada Kamis, 29 Mei 2025. Kenaikan harga emas itu dibantu data pekerjaan yang melemah. Di sisi lain, pelaku pasar juga mencerna putusan pengadilan yang memblokir sebagian besar tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC, Jumat (30/5/2025), harga emas spot berbalik arah dan naik 0,9% menjadi USD 3.318,69 per ounce setelah mencapai level terendah sejak 20 Mei 2025 pada awal sesi perdagangan.

Data menunjukkan jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguan meningkat lebih dari yang diharapkan pekan lalu.

“Harga emas menguat karena lonjakan klaim pengangguran awal minggu yang dapat menjadi pertanda melemahnya pasar tenaga kejra yang akan membuat the Federal Reserve memangkas suku bunga lebih cepat,” ujar pedagang logam independent, Tai Wong.

Sementara itu, berdasarkan risalah yang dirilis dari sesi the Federal Reserve (the Fed) pada 6-7 Mei 2025, pejabat the Fed mengakui mereka dapat menghadapi “kompromo yang sulit” dalam beberapa bulan mendatang dalam bentuk kenaikan inflasi. Hal ini di samping meningkatnya pengangguran, prospek yang didukung oleh proyeksi staf the Fed tentang peningkatkan risiko resesi.

Emas batangan dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, dan cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena tidak menghasilkan bunga.

Fokus Pelaku Pasar

Fokus pasar juga tertuju pada data Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS yang akan dirilis Jumat, yang akan dianalisis secara cermat untuk mendapatkan sinyal tentang kebijakan moneter AS pada masa mendatang.

"Yang sama mengesankannya adalah pemulihan tajam emas dalam semalam, (dengan pasar) memutuskan bahwa Trump pada akhirnya akan menang melawan putusan pengadilan perdagangan,” tambah Wong.

Putusan pengadilan perdagangan AS yang memblokir sebagian besar tarif Trump dan menemukan ia telah melampaui kewenangannya memicu sedikit kelegaan di pasar keuangan, sekaligus menambah ketidakpastian yang membebani ekonomi global.

Pemerintahan Trump segera mengatakan akan mengajukan banding dan analis mengatakan investor akan tetap berhati-hati saat Gedung Putih menjajaki jalur hukumnya.

Harga perak spot naik 0,8% menjadi USD 33,27 per ounce, platinum naik 0,2% menjadi USD 1.076,90 dan paladium menguat 1,1% menjadi USD 973,05.

Harga Emas Sempat Stabil

Sebelumnya, harga emas bergerak stabil pada Rabu saat investor mencermati risalah rapat Mei Federal Reserve AS, yang menyoroti meningkatnya inflasi dan risiko resesi. Hal ini memperkuat daya tarik harga emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlangsung.

Dikutip dari CNBC, Kamis (29/5/2025), harga emas spot tercatat stabil di level USD 3.299,95 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,2% ke USD 3.294,90.

“Pasar emas belakangan ini cenderung berfluktuasi, merespons berita-berita fundamental harian tanpa adanya arah tren harga yang jelas,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Risalah The Fed: Dilema Inflasi dan Pengangguran

Pejabat The Fed dalam rapat 6–7 Mei mengakui adanya “kompromi sulit” yang mungkin dihadapi antara inflasi yang meningkat dan tingkat pengangguran, serta memperingatkan tentang risiko resesi yang semakin besar, berdasarkan risalah rapat.

Rapat tersebut berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global, menyusul pengumuman tarif impor besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump pada awal April. Namun, sebagian tarif impor tersebut akhirnya dilonggarkan atau ditunda sepekan kemudian.

Emas Semakin Dilirik Investor Global

Emas, yang biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan dianggap aman saat ketidakpastian, telah mencatat kenaikan 26% sepanjang tahun ini dan menyentuh rekor tertinggi pada April.

Goldman Sachs pada Rabu merekomendasikan porsi investasi emas yang lebih besar dari biasanya dalam portofolio jangka panjang, dengan alasan meningkatnya risiko terhadap kredibilitas institusi AS, tekanan terhadap The Fed, dan permintaan berkelanjutan dari bank sentral.

Perhatian investor kini tertuju pada data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis Kamis, data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat, serta pernyataan dari pejabat bank sentral AS.

Di sisi lain, impor emas ke Swiss dari Amerika Serikat melonjak pada April ke level tertinggi bulanan sejak setidaknya 2012, setelah logam mulia dikecualikan dari tarif impor AS, menurut data yang tersedia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |