Harga Emas Dunia Hari Ini Anjlok ke USD 3.300, Tren Bearish Berlanjut?

1 day ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mengalami tekanan pada awal perdagangan hari ini Rabu (28/5/2025), setelah sempat merosot hampir 2% dan turun ke bawah level psikologis USD 3.300. Koreksi harga emas ini terjadi di tengah membaiknya sentimen pasar global setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengumumkan penundaan tarif 50% terhadap barang-barang dari Uni Eropa hingga 9 Juli.

Keputusan ini disambut positif oleh pasar, memicu peningkatan selera risiko dan mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, pelemahan harga emas saat ini sejalan dengan formasi teknikal yang mulai menunjukkan pembentukan tren bearish jangka pendek. Kombinasi pola candlestick harian dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tekanan jual mulai mendominasi pasar emas.

"Jika tekanan ini berlanjut, potensi penurunan harga emas hari ini bisa mencapai area support berikutnya di kisaran USD 3.277," jelas Andy dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).

Namun, peluang rebound jangka pendek tetap terbuka jika terjadi reaksi balik dari pasar terhadap data fundamental baru atau munculnya kembali kekhawatiran geopolitik dan fiskal.

“Apabila harga gagal menembus level support dan mengalami pantulan teknikal, maka target kenaikan terdekat ada di area USD 3.320,” tambah Andy.

Perundingan Dagang AS dan India

Secara fundamental, beberapa faktor turut membebani pergerakan harga emas dunia. Salah satunya adalah penguatan Dolar AS, di mana Indeks Dolar naik lebih dari 0,62% menjadi 99,54. Penguatan ini didorong oleh lonjakan Keyakinan Konsumen AS yang meningkat tajam menurut laporan dari Conference Board, mencatat kenaikan tertinggi dalam empat tahun terakhir.

"Ini memberikan sentimen positif terhadap aset berbasis Dolar, namun menjadi tekanan tambahan bagi logam mulia," kata Andy. 

Selain itu, investor juga mencermati perkembangan perundingan dagang antara AS dan India. Laporan dari Fox Business menyebutkan bahwa kerangka kesepakatan perdagangan antara kedua negara hampir diumumkan. Harapan tercapainya kesepakatan ini menambah keyakinan pasar, memperkuat arus keluar dari aset safe haven.

Menyimpan Potensi Upside

Meski demikian, prospek jangka menengah untuk emas masih menyimpan potensi upside. Kekhawatiran terhadap defisit fiskal AS dan peringkat utang pemerintah yang diturunkan oleh Moody’s dari AAA menjadi AA1 membuat emas tetap menarik sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan fiskal.

Hal ini turut ditopang oleh data pesanan barang tahan lama AS yang turun -6,3% MoM, melebihi ekspektasi kontraksi -7,8%, menandakan perlambatan di sektor manufaktur.

Pasar kini akan menantikan serangkaian data ekonomi penting dari AS, termasuk risalah rapat FOMC, estimasi kedua PDB kuartal I 2025, dan indikator inflasi pilihan The Fed yakni Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE). Hasil dari data-data ini akan menjadi katalis utama dalam menentukan arah harga emas selanjutnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |