Harga Emas Dunia Berpotensi ke USD 3.400, Ini Sentimennya

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia berpeluang masih menguat ke posisi USD 3.400 pada pekan ini. Hal itu akan didorong dari sentimen global terutama Amerika Serikat dan kondisi geopolitik di Eropa.

Pengamat komoditas sekaligus mata uang Ibrahim Assuabi menuturkan, harga emas dunia terkoreksi ke posisi USD 3.360 per troy ounce. Namun, ia prediksi harga emas dunia berpeluang menguat ke posisi USD 3.400 pada pekan ini. Hal tersebut akan didorong dari sejumlah sentimen, terutama dari Amerika Serikat.

"Tingkat utang Amerika Serikat meningkat,mengakibatkan obligasi Amerika Serikat terlalu tinggi, sehingga orang berpindah ke logam mulia sebagai safe haven,” kata Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Rabu (4/6/2025).

Ia mengatakan, saat ini investor juga fokus terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak atau RUU pajak di AS. “RUU pemangkasan pajak yang kontroversial akan disetujui di kongres. Ini akan disetujui karena hampir sebagian kongres dikuasai Partai Republik mudah untuk mengesahkan RUU pemangkasan pajak,” kata dia.

Sentimen lainnya kondisi geopolitik Eropa yang kembali memanas. Hal ini setelah Ukraina melancarkan serangan dengan pesawat nirawak yang masif sehingga 41 pesawat Rusia terkena bom. "Pengeboman dengan drone dikirim Ukraina ini merupakan keberhasilan luar biasa membuat Moskow akan lakukan penyerangan meski saat ini gencatan senjata. 41 pesawat Rusia hancur kemungkinan ada serangan balik,” kata Ibrahim.

Sentimen Lainnya

Kemudian perundingan AS dan Iran mengenai reaktor nuklir juga kemungkinan gagal. “Diplomat Iran sebut tak mungkin Iran hentikan pengayaan uranium. Karena pengayaan uranium hak suatu negara. Informasi itu kemungkinan besar memanaskan situasi, AS akan terapkan sanksi ekonomi ke Iran,” ujar dia.

Selain itu, pelaku pasar juga melihat data manufaktur China yang dirilis swasta Caixin yang mengalami kontraksi di bawah 50. Ibrahim mengatakan, hal itu mengindikasikan setelah perang dagang pengaruhi ekonomi China terutama data manufaktur.

"Investor di China dan umumnya di Asia ini kembali mengoleksi emas dunia sebagai safe haven. Itu salah satu fundamental membuat harga emas akan terus mengalami penguatan menuju USD 3.400 pekan ini,” kata Ibrahim.

Harga Emas Hari Ini 4 Juni 2025 Terjun Bebas Usai Cetak Rekor Termahal

Sebelumnya, harga emas anjlok lebih dari 1% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah mencapai level tertinggi dalam hampir empat minggu. Harga emas dunia tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat karena investor menjadi berhati-hati menjelang kemungkinan panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.

Dikutip dari CNBC, Rabu (4/6/2025), harga emas hari ini di pasar spot turun 0,8% menjadi USD 3.352,45 per ons, setelah mencapai harga tertinggi sejak 8 Mei, di awal sesi.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6% menjadi USD 3.350,6.

Kurs dolar AS naik 0,5% dari level terendah lebih dari sebulan yang dicapai pada awal sesi, membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli asing.

“Kita tengah memasuki periode yang dikenal sebagai masa lesu musim panas, jadi ada ekspektasi bahwa pasar emas bisa mengalami sedikit kelesuan atau konsolidasi menyamping,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.

Pasar sedang gelisah menjelang kemungkinan adanya panggilan telepon Trump-Xi Jinping minggu ini, setelah Trump menuduh China melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif. Pembicaraan tersebut terjadi saat ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia terus memanas.

Tarif AS

Secara terpisah, Komisi Eropa mengatakan akan mendorong tarif AS yang lebih rendah bahkan ketika Trump mengusulkan penggandaan bea masuk pada baja dan aluminium, sementara Washington mendesak mitra dagang untuk menyerahkan penawaran yang direvisi pada hari Rabu untuk mempercepat pembicaraan.

 Investor juga mengamati data penggajian nonpertanian AS hari Jumat dan serangkaian pernyataan pejabat Federal Reserve sebagai petunjuk tentang kebijakan suku bunga.

“Saya yakin Fed siap untuk mulai memangkas suku bunga lagi, tetapi kemungkinan besar tidak sampai September...itu adalah faktor lain yang mungkin membebani dolar dan mendukung emas,” tambah Meger.

Emas, yang merupakan aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Emas naik sekitar 28% tahun ini. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |