Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali meroket pada Jumat, (14/3/2025). Harga emas Antam terbang Rp 28.000 per gram.
Harga emas Antam dibanderol Rp 1.742.000 per gram jelang akhir pekan ini. Berbeda, pada perdagangan sebelumya harga emas Antam ditetapkan Rp 1.714.000. Dengan demikian, harga emas Antam naik Rp 63.000 dalam tiga hari berturut-turut.
Hal yang sama juga terjadi dengan harga emas Antam buyback pada perdagangan hari ini. Harga emas Antam buyback melambung Rp 28.000 menjadi Rp 1.591.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.591.000 per gram.
Adapun harga emas Antam kembali cetak rekor termahal pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025 di posisi Rp 1.742.000 per gram. Sebelumnya harga emas Antam catat rekor pada Kamis, 13 Maret 2025 di posisi Rp 1.714.000 per gram.
Perubahan harga emas Antam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemahaman mengenai faktor-faktor ini sangat penting bagi mereka yang berencana untuk berinvestasi dalam emas Antam.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Hingga pukul 08.09 WIB, kepingan emas Antam tidak tersedia untuk lokasi di butik Logam Mulia Gedung Antam Jakarta.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini di butik emas Gedung Antam, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 921.000
- Harga emas 1 gram: Rp 1.742.000
- Harga emas 2 gram: Rp 3.428.000
- Harga emas 3 gram: Rp 5.122.000
- Harga emas 5 gram: Rp 8.514.000
- Harga emas 10 gram: Rp 16.950.000
- Harga emas 25 gram: Rp 42.212.500
- Harga emas 50 gram: Rp 84.305.000
- Harga emas 100 gram: Rp 168.490.000
- Harga emas 250 gram: Rp 420.837.500
- Harga emas 500 gram: Rp 841.375.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.682.600.000.
Harga Emas Dunia Sentuh Rekor
Sebelumnya, harga emas dunia melesat ke rekor tertinggi, dan hampir menyentuh posisi USD 3.000 per ounce pada perdagangan Kamis, 13 Maret 2025. Kenaikan harga emas didorong ketidakpastian tarif yang meningkat dan taruhan pada pelonggaran kebijakan moneter oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, Jumat (14/3/2025), harga emas di pasar spot naik 1,6 persen menjadi USD 2.977,36 per ounce. Harga emas itu merupakan rekor ke-12 hingga kini pada 2025.
Harga emas naik hampir 14 persen sepanjang 2025, setelah kenaikan yang solid 27 persen pada 2024. Sementara itu, harga emas berjangka AS bertambah 1,4 persen menjadi USD 2.989.
“Emas berada dalam pasar bull sekuler. Kami memperkirakan harga akan diperdagangkan di antara USD 3.000-USD 3.200 tahun ini,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian seperti dikutip dari CNBC.
Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang berfluktuasi telah membantu emas, aset yang disukai oleh investor di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menuturkan, resesi akan “bermanfaat” untuk menerapkan kebijakan ekonomi Donald Trump.
Hal yang menjadi perhatian berikutnya adalah pertemuan kebijakan moneter the Fed. Bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25 persen-4,50 persen pada Rabu depan.
“Dampak potensial dari tarif dan ancaman perdagangan tidak mungkin dimodelkan sehingga memaksa the Fed untuk mengukur data ekonomi guna membantunya menentukan langkah selanjutnya. Kami yakin the Fed terjebak dalam kondisi menunggu dan melihat,” ujar CEO Sprott Asset Management, John Ciampaglia.
Sentimen Suku Bunga
Adapun bank sentral telah menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September, tetapi menghentikan siklus pelonggarannya pada Januari. Pelaku pasar perkirakan bank sentral AS akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman pada Juni.
Di sisi lain, data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen tidak berubah secara tak terduga pada Februari, sementara indeks harga konsumen naik 0,2 persen bulan lalu setelah naik 0,5 persen pada Januari.
“Permintaan ETF yang kuat dan pembelian bank sentral yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ketidakpastian yang berkelanjutan yang disebabkan oleh perubahan tarif benar-benar terus memicu minat terhadap emas,” ujar Analis Standard Chartered Suki Cooper.
Adapun SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas terbesar di dunia mengatakan kepemilikannya naik menjadi 907,82 metrik ton pada 25 Februari, tertinggi sejak Agustus 2023.
Sementara itu, China melanjutkan pembelian emas untuk bulan keempat berturut-turut pada Februari, demikian berdasarkan data the People’s Bank of China. Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 1,7 persen menjadi USD 33,79 per ounce.
“Penembusan kuat di atas USD 33,30 dapat membuka pintu menuju USD 34 untuk perak,” kata Analis FXTM, Lukman Otunuga.
Harga Emas Dunia Naik Lagi, Kapan saatnya Beli?
Sebelumnya, harga emas safe-haven mengalami kenaikan pada Rabu, didorong oleh ketidakpastian kebijakan tarif dan laporan inflasi yang lebih rendah, yang mempertahankan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (13/3/2025), harga emas spot naik 0,7% menjadi USD 2.935,59 per ons pada pukul 02:32 p.m. ET (1832 GMT), sementara kontrak emas berjangka AS ditutup 0,9% lebih tinggi di USD 2.946,80.
Peluang Pemangkasan Suku Bunga
“Masih ada kekhawatiran terkait kebijakan tarif yang bisa memicu inflasi,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
Data terbaru menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS meningkat 0,2% bulan lalu setelah naik 0,5% pada Januari. Namun, perbaikan ini kemungkinan hanya bersifat sementara mengingat tarif impor yang lebih agresif dapat meningkatkan harga barang dalam beberapa bulan mendatang.
Inflasi yang lebih rendah dapat memberi The Fed lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga, tambah Melek.
Tahun lalu, Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin. Pasar keuangan memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Juni karena prospek ekonomi yang memburuk, setelah sempat menghentikan pemangkasan pada Januari.
Harga emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah dan sering dianggap sebagai investasi aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.