Hashim Djojohadikusumo Ungkap Rasio Penerimaan Negara RI Mandek, Kalah dari Kamboja

5 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Board of Advisors, Prasasti Center for Policy Studies Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan rasio penerimaam negara terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia cenderung stagnan dalam 12 tahun terakhir. Angkanya tetap berada di kisaran 12 persen hingga saat ini.

Dia menjelaskan, pemerintah menargetkan mengerek rasio penerimaan negara terhadap PDB sebesar 12,1 persen tahun ini. Namun, angka ini masih cenderung tak mengalami kenaikan signifikan.

"Kita sudah amati sejak 12-13 tahun, rasio penerimaan negara terhadap GDP kita kurang lebih 12 persen, tidak meningkat," ucap Hashim dalam Peluncuran Prasasti Center for Policy Studies, di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Senin (30/6/2025).

Dia mengatakan, peningkatam rasio penerimaan negara RI ini masih kalah dari Kamboja. Dia mencatat Kamboja berhasil meningkatkan rasionya mencapai menjadi 18 persen dalam 10 tahun terakhir, sementara Indonesia masih stagnan di 12 persen.

"10 tahun lalu Kamboja 9 persen, Indonesia 12 persen, sekarang Kamboja 18 persen, Indonesia tetap 12 persen," ucap dia.

Hashim menargetkan, rasio penerimaan bisa mencapai 18 persen dari PDB dalam beberapa tahun mendatang. "Nah karena dengan langkah-langkah pakai AI dan IT kita akan mencapai, saya yakin kita mencapai 18 persen dalam 4 tahun," tegas Hashim.

Titik Lemah Ekonomi RI

Hashim menyoroti, penerimaan negara ini menjadi salah satu titik lemah ekonomi Indonesia. Maka, pemerintah menyusun sejumlah strategi untuk mengerek hal tersebut.

"Pemerintah sebentar lagi akan laksanakan program-program khusus untuk meningkatkan penerimaan negara. Salah satu titik lemah ekonomi kita adalah rendahnya tingkat peningkatan negara," kata dia.

Kendati begitu, dia belum mengungkap program apa yang akan dijalankan. "Nah dengan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah, pemerintah akan naikin dan target pemerintah nanti GDP ratio kita akan mencapai 18 persen," tandasnya.

Penerimaan Pajak Mencapai Rp 683,3 Triliun

Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak negara hingga akhir Mei 2025 terus menunjukkan kinerja positif. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa total pajak yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 683,3 triliun.

Kata Menkeu, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penerimaan pajak meningkat 9,46%. Sebagai catatan, Mei 2024 lalu negara mencatatkan pemasukan pajak sebesar Rp624,19 triliun.

“Penerimaan pajak terkumpul Rp 683,3 triliun atau 31,2% dari target tahun 2025," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 917/6/2025).

Pendapatan Negara Rp 995 Triliun

Sementara penerimaan negara dari sektor bea dan cukai, negara telah mengumpulkan Rp122,9 triliun setara 40,7% dari target tahun ini.

Kemudian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mencatat kontribusi Rp188,7 triliun atau 36,7% dari target.

Jika semua digabung, total pendapatan negara per 31 Mei 2025 telah menembus Rp995,3 triliun. Ini berarti sekitar 33,1% dari total target penerimaan negara yang dipatok sebesar Rp3.005,1 triliun.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |