Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah perkasa terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat pagi. Rupiah menguat sebesar 84 poin atau 0,51 persen menjadi 16.445 per dolar AS dari sebelumnya 16.529 per dolar AS.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pelemahan data ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini karena melemahnya dara ekonomi AS yang dirilis semalam,” ucapnya dikutip dari Antara, Jumat (16/5/2025).
Pertama ialah data indeks manufaktur wilayah New York, mengalami kontraksi 9,2 persen dari perkiraan 8,2 persen.
Selanjutnya, melansir Anadolu Agency, data inflasi produsen AS mengalami penurunan pada April 2025 dengan Producer Price Index (PPI) menurun 0,5 persen month to month (MtM). Penurunan ini berlawanan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 0,2 persen.
Secara tahunan, harga produsen naik 2,4 persen pada April 2025, turun sedikit di bawah estimasi pasar sebesar 2,5 persen.
PPI inti juga menurun 0,4 persen MtM pada bulan lalu, berbeda dari perkiraan kenaikan 0,3 persen.
Produksi Industri AS
Untuk data produksi industri AS, tak mengalami perubahan dari bulan Maret 2025, meskipun diperkirakan akan terjadi kenaikan 0,2 persen.
Mengenai data penjualan ritel AS, naik 0,1 persen MtM atau di bawah perkiraan sebesar 0,3 persen. Angka ini dipengaruhi kenaikan angka penjualan toko-toko layanan makanan dan minum 1,2 persen, penjualan di dealer bahan bangun dan perlengkapan taman 0,8 persen, toko furnitur 0,3 persen, toko elektronik dan peralatan 0,3 persen.
Di sisi lain, penjualan ritel turun 2,5 persen di toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik dan buku, serta 2,1 persen di toko swalayan.
“Ini (melemahnya data-data ekonomi AS) membuka ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga acuan AS di bulan Juni,” ucapnya.
Prediksi Dolar AS terhadap Rupiah 16 Mei 2025, Bakal Sentuh Level Segini
Dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah terhadap Rupiah (IDR) pada Kamis, 15 Mei 2025. Dolar AS melemah ketika perhatian atas kesepakatan dagang AS-Tiongkok tampak mereda, mengingat kedua negara secara drastis mengurangi tarif perdagangan terhadap satu sama lain minggu ini.
Rupiah ditutup menguat 33 poin terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis sore, 15 Mei 2025 setelah menguat 50 point di level 16.528 dari penutupan sebelumnya di level 16.561.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Tupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.470 - Rp16.530 (per USD),” kata pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/5/2025).
"Pasar kini menantikan penarikan tarif lebih lanjut antara raksasa ekonomi, sementara pembicaraan perdagangan AS dengan negara lain juga menjadi fokus untuk isyarat yang lebih positif,” ia menambahkan.
Ekonomi AS
Ibrahim melihat, fokus sekarang tertuju pada data pembacaan ekonomi AS yang akan datang, serta pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait isyarat lebih lanjut ekonomi terbesar di dunia.
Adapun data inflasi indeks harga produsen AS pada April yang muncul hanya beberapa hari setelah pembacaan indeks harga konsumen yang lebih rendah dari perkiraan.
"Penurunan inflasi yang berkelanjutan diperkirakan akan meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga the Fed tahun ini. Data penjualan ritel AS akan dirilis pada hari Kamis, memberikan lebih banyak petunjuk tentang belanja ritel dalam menghadapi perang dagang Tiongkok-AS,” papar Ibrahim.
"Powell diperkirakan akan berbicara tentang kerangka kebijakan moneter, cetak biru yang digunakan The Fed untuk memutuskan sasarannya untuk memaksimalkan lapangan kerja, stabilitas harga, dan suku bunga,” ia menambahkan.