Liputan6.com, Jakarta Ekonom menilai keberadaan Danantara Indonesia sebagai badan pengelola investasi negara berpotensi menjadi katalis penting bagi pendalaman pasar modal sekaligus motor penciptaan lapangan kerja.
Lembaga ini dinilai mampu memberi sinyal kepercayaan bagi investor global, di tengah menurunnya porsi kepemilikan institusional dan bobot Indonesia dalam indeks internasional.
Ekonom NEXT Indonesia Center Herry Gunawan menjelaskan bahwa mandat besar Danantara sejalan dengan harapan Presiden Prabowo agar lembaga ini mampu memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian, termasuk menopang APBN.
“Kontribusi Sovereign Wealth Fund (SWF) terhadap perekonomian sudah dibuktikan oleh Temasek dan GIC di Singapura. Mereka mampu menyumbang sekitar 20 persen dari belanja pemerintah pusat. Danantara sebagai SWF pemerintah Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian nasional. Mengambil peran serupa, Danantara bisa menjadi kantong anggaran di luar APBN melalui imbal hasil investasi dan pengelolaan aset negara,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Menurut Herry, peran penting Danantara ada pada akselerasi investasi di sektor riil. Saat ini kontribusi investasi terhadap PDB Indonesia masih sekitar 28–29 persen, jauh di bawah China yang dalam dua dekade terakhir rata-rata mencapai 42 persen, atau India yang berada di kisaran 31 persen.
“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, investasi harus digencarkan. Danantara dapat menjadi katalis dengan menarik mitra domestik maupun asing melalui skema business-to-business,” jelasnya.
Agar potensi ini terwujud, Herry menilai Danantara harus dikelola secara profesional dengan menegakkan tata kelola yang baik, pengelolaan risiko, serta inovasi dalam strategi investasi.
“Tiga pilar ini penting agar Danantara bisa hadir dan tumbuh seperti yang diharapkan,” pungkas Herry.
Peran Danantara
Danantara menegaskan mandat gandanya: mendorong transformasi ekonomi nasional, memberi dampak langsung bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, sekaligus menghasilkan imbal hasil komersial. Struktur ganda yang dimiliki dirancang tidak sekadar mengelola portofolio, tetapi juga mengorkestrasi perubahan ekonomi jangka panjang.
Danantara mengelola dua pilar utama. Danantara Asset Management bertugas mengonsolidasikan kepemilikan dan kinerja badan usaha milik negara (BUMN), termasuk melakukan restrukturisasi. Sementara Danantara Investment Management mengalokasikan modal ke sektor-sektor strategis seperti transisi energi, hilirisasi industri, infrastruktur digital, dan kesehatan.
“Efek pengganda untuk pasar modal, bisa dilakukan oleh Danantara Investment Management yang dapat mendukung likuiditas di pasar modal. Selain itu, melalui Danantara Asset Management, jika BUMN dikelola dengan baik, akan menjadi peluang bagi investor di pasar modal untuk menanamkan investasinya. Ini juga akan menggerakkan pasar modal di dalam negeri,” jelas Herry.
Pemerintah menempatkan Danantara sebagai motor pertumbuhan baru. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadiwa menegaskan bahwa akselerasi investasi nasional tidak lagi hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga pada kontribusi Danantara dan sektor swasta.
“Ke depan, percepatan investasi tidak hanya mengandalkan APBN, tetapi juga didukung oleh penguatan peran sektor swasta dan Danantara sebagai sovereign wealth fund Indonesia,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9).
Pemerintah menargetkan total investasi nasional mencapai Rp10.000 triliun pada 2029, dengan kontribusi Danantara diproyeksikan Rp980 triliun.
Investasi untuk Pembangunan Manusia
Selain memperdalam pasar, Danantara menekankan investasi harus mendukung pembangunan manusia. Saat ini mayoritas pekerja Indonesia masih berpendidikan menengah ke bawah, dengan hanya sekitar 10 persen berpendidikan tinggi. Pada periode 2020–2024, sebanyak 82 persen pekerjaan baru dibayar di bawah upah minimum, meningkat dari 78 persen pada 2015–2020.
Herry menilai fokus Danantara pada penciptaan lapangan kerja berkualitas relevan dengan tantangan nasional. “Dengan semakin bergairahnya investasi, lapangan kerja tercipta lebih banyak, ekonomi masyarakat membaik, dan pertumbuhan ekonomi akan terdorong lebih tinggi. Inilah peran yang sepatutnya dimainkan oleh Danantara.
Untuk mendukung kualitas, Danantara harus menyiapkan manajemen talenta, mulai dari soft skill, hard skill, hingga kepemimpinan. Dengan begitu, tenaga kerja yang terserap tidak hanya banyak, tetapi juga memiliki kemampuan mendukung produksi, inovasi, dan persaingan di industri,” ujarnya.
Dengan mandat ganda tersebut, Danantara diharapkan tidak hanya menjadi instrumen keuangan negara, tetapi juga motor transformasi ekonomi.