Liputan6.com, Jakarta Pemegang saham merombak susunan dewan direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penyegaran ini ditambah Undang-Undang (UU) BUMN baru dinilai bisa memaksimalkan gerak perusahaan pelat merah.
Pengamat BUMN, Toto Pranoto melihat peluang perbaikan kinerja BUMN usai pergantian direksi. Dia melihat peran UU BUMN yang belum lama ini diterbitkan.
Dia memandang, aksi korporasi bisa dilakukan lebih leluasa dengan adanya aturan baru tersebut. Misalnya, status kerugian imbas dari pelaksanaan aksi korporasi perusahaan tadi yang dianggap sebagai risiko bisnis.
"Undang-undang yang baru menjamin bahwa aksi korporasi semuanya dilakukan dengan langkah yang benar dan bila tetap mengalami kerugian juga maka itu bukan kerugian negara tapi adalah risiko bisnis," kata Toto kepada wartawan, ditulis Jumat (30/5/2025).
Peluang Aksi Bisnis
Dengan demikian, Toto mengatakan, bisa memberikan peluang bagi para direksi untuk melakukan aksi bisnis kedepannya.
"Saya kira dengan konsep semacam ini kedepan dan konsep implementasi dari business judgement rule yang benar, saya kira kesempatan bagi direksi BUMN untuk melakukan aksi korporasi juga mungkin terbuka," tuturnya.
Jaga Integritas
Sejalan dengan itu, Toto mengatakan, pentingnya direksi BUMN untuk menjaga integritas. Serta, penerapan tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG).
Harapannya, prinsip itu bisa meningkatkan pengelolaan BUMN kedepannya.
"Saya kira perlu menjaga kemampuan supaya integritas dan prinsip good corporate governance harus bisa tetap dijaga di semua BUMN. Sehingga kedepan tentu kinerja BUMN diharapkan bisa lebih baik di luar pengelolaan BPI Danantara," tandasnya.
Cari Figur Terbaik
Sebelumnya, sejumlah jajaran dewan direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dirombak dalam kesempatan rapat umum pemegang saham (RUPS). Pengamat BUMN, Toto Pranoto melihat hal tersebut sebagai langkah strategis untuk pengelolaan perusahaan pelat merah.
"Pergantian Direksi BUMN yang saat ini terjadi di beberapa tempat saya kira menunjukkan keinginan dari pengelola BUMN saat ini, BPI Danantara untuk bisa mendapatkan the best talent untuk mengelola BUMN," kata Toto kepada wartawan, ditulis Jumat (30/5/2025).
Dia menyadari adanya perbedaan pendapat dalam penentuan bos-bos BUMN. Namun, sosok dengan kualifikasi yang tepat, dinilai menjadi dasar penunjukkannya.
Buka Jaringan
Toto memandang, pergantian dewan direksi dengan nama-nama baru bisa menjadi modal bagi BUMN untuk mengembangkan usahanya.
"Saya kira dengan pengalaman seperti itu dan juga kemudian jaringan networks yang mereka kuasai itu akan menjadi modal yang lebih bagus bagi mereka untuk bisa mengelola BUMN ke depan dengan lebih baik," tegas dia.
Seperti diketahui, perombakan direksi terjadi di beberapa BUMN. Seperti PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, hingga PT Sarinah.