Liputan6.com, Jakarta Data terbaru yang dirilis oleh Airports Council Internasional (ACI) World menunjukkan Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Amerika Serikat kembali menempati posisi pertama bandara dengan jumlah penumpang terbanyak di seluruh dunia. Bandara ini merupakan pusat utama maskapai Delta Air Lines, yang melayani lebih dari 108 juta penumpang sepanjang tahun 2024.
"Kami perkirakan Atlanta akan mempertahankan posisi tingginya untuk sementara waktu," terang Direktur Jenderal ACI World, Justin Erbacci, dalam wawancaranya yang dilansir dari CNBC.
Jumlah tersebut masih lebih rendah sekitar 2% jika dibandingkan dengan jumlah penumpang yang dilayani bandara ini sebelum pandemi 2019.
Berbeda dengan Atlanta, Bandara Dubai justru melampaui jumlah penumpangnya sebelum pandemi, yaitu naik hampir 7%. Selain peringkat dua secara keseluruhan, Bandara Dubai juga menduduki peringkat teratas dengan jumlah penumpang internasional terbanyak. Pada tahun 2024, sekitar 92,3 juta penumpang penerbangan internasional melewati bandara ini.
Pada tahun 2024, jumlah penumpang pesawat secara global mencapai rekor tertinggi, yaitu mencapai 9,4 miliar penumpang yang melakukan perjalanan udara. Jumlah ini sekitar 8,4% lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun 2023, dan 2,7% lebih banyak dibanding tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa lalu lintas udara tidak hanya pulih dari pandemi, tetapi juga melampaui kondisi sebelum pandemi 2019.
"Kami sangat senang melihat lalu lintas kembali lancar, dan kami mengantisipasi pertumbuhan yang signifikan saat ini, bahkan dengan beberapa hambatan yang kami hadapi," ujar Erbacci.
Daftar Bandara Tersibuk di Dunia
-
Atlanta, AS (ATL) – 108,1 juta penumpang
-
Dubai, Uni Emirat Arab (DXB) – 92,3 juta penumpang
-
Dallas/Fort Worth, AS (DFW) – 87,8 juta penumpang
-
Tokyo, Jepang (HND) – 85,9 juta penumpang
-
London, Inggris (LHR) – 83,9 juta penumpang
-
Denver, AS (DEN) – 82,4 juta penumpang
-
Istanbul, Turki (IST) – 80,1 juta penumpang
-
Chicago, AS (ORD) – 80 juta penumpang
-
New Delhi, India (DEL) – 77,8 juta penumpang
-
Shanghai, Cina (PVG) – 76,8 juta penumpang
-
Los Angeles, AS (LAX) – 76,6 juta penumpang
-
Guangzhou, Tiongkok (CAN) – 76,4 juta penumpang
-
Incheon, Korea (ICN) – 71,2 juta penumpang
-
Paris, Prancis (CDG) – 70,3 juta penumpang
-
Singapura (SIN) – 67,7 juta penumpang.
Daftar Bandara Tersibuk di Dunia Berdasarkan Jumlah Penumpang Internasional
1. Dubai, UEA (DXB) – 92,3 juta penumpang
2. London, U.K. (LHR) – 79,2 juta penumpang
3. Incheon, Korea (ICN) – 70,7 juta penumpang
4. Singapura (SIN) – 67,1 juta penumpang
5. Amsterdam, Belanda (AMS) – 66,8 juta penumpang
6. Paris, Prancis (CDG) – 64,5 juta penumpang
7. Istanbul, Turki (IST) – 63 juta penumpang
8. Frankfurt, Jerman (FRA) – 56,2 juta penumpang
9. Hong Kong (HKG) – 52,9 juta penumpang
10. Doha, Qatar (DOH) – 52,7 juta penumpang
11. Bangkok, Thailand (BKK) – 50,3 juta penumpang
12. Madrid, Spanyol (MAD) – 48,7 juta penumpang
13. Taipei, Taiwan (TPE) – 44,7 juta penumpang
14. Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) – 41,9 juta penumpang
15. Barcelona, Spanyol (BCN) – 40,7 juta penumpang.
Bandara Lainnya
- Bandara Internasional Dallas Fort Worth (AS)), kini berada di peringkat 3 bandara tersibuk di dunia, naik dari peringkat 10 pada tahun 2019.
- Bandara Internasional Denver (AS) menempati posisi ke 6, meningkat dari peringkat 16 tahun 2019.
- Bandara Internasional Istanbul (Turki), melonjak naik ke posisi 7 dari sebelumnya yang berada di peringkat 28 pada tahun 2019. Hal ini merupakan peningkatan yang besar.
- Bandara Internasional Indiria Gandhi (India), kini berada di peringkat 9, naik dari posisi 17 pada tahun 2019.
"Anda akan terus melihat pertumbuhan yang lebih signifikan di kawasan Asia Pasifik, India, China, Amerika Latin, dan sebagian Afrika juga. Dan kita akan melihat pertumbuhan yang kurang menonjol, tetapi tetap saja masih tumbuh, di negara-negara maju di Amerika Utara dan Eropa," kata Erbacci.
Menurut laporan Airports Council International, jumlah penumpang pesawat secara global diperkirakan akan mencapai 9,9 miliar pada tahun 2025, meskipun industri penerbangan masih menghadapi tantangan seperti ketidakpastian ekonomi, penutupan wilayah udara karena geopolitik, dan keterlambatan produksi pesawat.