Praktik Kartel Makin Menggurita, Negara Diminta Tak Lengah

5 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib menyoroti soal praktik kartel yang semakin menggurita di sektor-sektor strategis kebutuhan dasar masyarakat. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama KPPU di Kompleks Parlemen Senayan, Labib menyebut bahwa kejahatan kartelisasi telah menciptakan bentuk monopoli ekonomi yang sangat merugikan rakyat, namun kerap tidak disentuh karena tekanan dari kelompok pemodal besar.

“Kartel-kartel yang muncul di sektor-sektor kebutuhan dasar masyarakat telah menciptakan monopoli yang sangat merugikan. Ini adalah persoalan serius. Kita semua tahu betapa kuatnya pengaruh kartel-kartel ini," kata dia dikutip Jumat (11/7/2025).

Labib menyatakan, pemberantasan kartel seharusnya menjadi prioritas utama, bukan justru terpinggirkan. Ia menyoroti pola sistematis yang digunakan pelaku industri besar untuk memanipulasi regulasi demi mempertahankan dominasi pasar. Salah satu kasus yang diangkat adalah terkait impor garam oleh industri, yang dinilai menjadi contoh nyata bagaimana celah hukum dimanfaatkan untuk menghindari penggunaan produk lokal.

“Meskipun impor garam dihentikan pada Januari, tetap saja ada perusahaan yang mengajukan izin impor dengan alasan kebutuhan spesifikasi teknis. Padahal, spesifikasi itu bisa saja direkayasa oleh industri. Ini adalah modus klasik,” tegas Labib.

Mainkan Harga Pasar

Ia menambahkan bahwa tujuan dari pola tersebut sangat jelas, yaitu mempertahankan koneksi dagang dengan pemasok asing dan memainkan harga pasar. Menurutnya, negara tidak boleh tunduk pada kepentingan industri besar, melainkan harus hadir melindungi kepentingan petani garam dalam negeri.

“Jika ada kandungan garam yang belum bisa diproduksi lokal, negara harus mendorong riset dan teknologi, bukan malah membuka keran impor terus-menerus,” katanya.

Labib juga mengingatkan PT Garam yang sedang menyiapkan rencana pembangunan sentra industri Garam di salah satu kepulauan di Papua, jangan sampai produksi garam yang dihasilkan nanti tidak terserap oleh industri dalam negeri dengan alasan kandungan tidak sesuai kebutuhan.

Impor Garam

Alasan begini sering dibuat-buat dengan tujuan agar bisa impor garam yang lebih murah. Oleh karen itu PT Garam harus menghasilkan produk yg berkualitas sekaligus murah agar mampu bersaing.

“Ini bagian dari strategi perdagangan global yang sangat canggih dan harus diwaspadai. Jangan sampai kita kalah di kandang sendiri karena alasan teknis yang sebenarnya bisa diatasi,” lanjutnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |