Cerita Pandu Sjahrir Tak Tahu Danantara di Hadapan Prabowo, Berujung jadi Kepala Investasi

5 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Pandu Patria Sjahrir mengisahkan percakapannya sebelum ditunjuk sebagai Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Padahal dia mengakui awalnya tak tahu mengenai lembaga bentukan Presiden Prabowo Subianto tersebut.

Awal mula penunjukkannya dimulai dari November 2024. Kala itu, Pandu dipanggil Prabowo Subianto yang ternyata membahas soal sovereign wealth fund (SWF) Indonesia bernama Danantara Indonesia.

"Awalnya saya pikir panggilan itu untuk satu pekerjaan tertentu, tapi kemudian beliau menyebut tentang Danantara, yang saat itu bahkan saya belum tahu apa itu Danantara. Saya bertanya, 'Apa itu Danantara?' Beliau menjawab, 'ini adalah sovereign fund (dana kekayaan negara)'," tutur Pandu dalam Forbes Global CEO Conference, di St Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Pandu kembali bertanya maksud Prabowo soal SWF. Alhasil, Kepala Negara menyodorkan daftar perusahaan BUMN. Seketika, Pandu sadar pemanggilannya itu bukan untuk pekerjaan yang mudah.

Usai menyadari hal itu, Pandu Sjahrir lantas mencari tahu kepada Prabowo tujuan dari dibentuknya Danantara dan mengelola seluruh BUMN tersebut.

"Jadi saya berkata, waduh, sepertinya ini bukan pembicaraan yang ringan. Tapi saya langsung bertanya, apa yang Bapak harapkan dari lembaga ini? Beliau menjawab, 'Saya ingin ini menjadi warisan untuk masa depan, dan dijalankan seperti sovereign fund profesional terbaik'," katanya mengisahkan lagi.

Bos Danantara Ini Sempat Tanya Soal Politik

Perbincangan tak berhenti di situ. Sebagai pengusaha tulen, dia menanyakan aspek politik kepada RI 1. Prabowo tegas menjawab kalau hal itu jadi urusannya dan Pandu diminta membangun lembaga Danantara.

"Hal pertama yang saya tanyakan adalah soal politik. Presiden berkata, 'Urusan politik biar saya yang tangani. Tugas kamu adalah membangun lembaganya'," kata Pandu mengulang pernyataan Prabowo.

Pandu menjadi salah satu yang lebih dahulu dipilih Prabowo Subianto dalam kepengurusan baru Danantara. Setelah itu, masuk nama Rosan Perkasa Roeslani yang didapuk jadi Chief Executive Officer (CEO) Danantara dan Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO).

"Jadi, saya memulainya sendiri, lalu bergabunglah dua orang lainnya: saya, Rosan, dan sekarang Dony. Kami bertiga memulai semuanya," ucapnya.

Danantara Berkembang

Pandu mengatakan, usai tiga orang dipilih menjadi petinggi Danantara, lembaga baru ini berkembang dengan tenaga mencapai 300 orang. Kelolaan aset BUMN dalam koridor Danantara pun mencapai Rp 1.000 triliun.

"Sekarang kami sudah berjumlah sekitar 300 orang. Dalam delapan bulan, dari 3 orang menjadi 300, mirip dengan pertumbuhan bisnis tempat Anda berinvestasi. Saat ini kami mengelola aset sekitar Rp 1 triliun — atau, seperti kata orang, juga bisa disebut 'Rp 1 triliun penuh tantangan'," bebernya.

Jumbo, Danantara Siap Tanam Investasi Rp 4.147 Triliun

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memproyeksikan bisa menanamkan investasi hingga USD 250 miliar atau setara Rp 4.147 triliun (kurs Rp 16.580) dalam 5 tahun ke depan.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan peningkatan investasi itu bisa didapat ketika optimalisasi BUMN berjalan. Kemudian, bisa menyumbangkan dividen hingga Rp 165,8 triliun dalam 5 tahun kedepan dan dapat digunakan untuk investasi.

"Jadi mungkin dalam 5 tahun ke depan, kita bisa berinvestasi hingga USD 40 miliar," ungkap Rosan dalam Forbes Global CEO Conference, di St Regis, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Dia mengatakan, ketika dikembangkan lagi, maka nilainya bisa meningkat berkali lipat. Hitungannya, bisa mencapai USD 200-250 miliar.

"(USD 40 miliar) itu tanpa leverage, itu semua dana ekuitas. Jika saya leverage 4 kali, 5 kali, maka saya punya USD 200-250 miliar untuk 5 tahun ke depan," tuturnya.

"Tapi saya juga bisa membentuk joint fund, yang sekarang kami sudah memiliki joint fund dengan beberapa SWF, dengan Qatar, QIA, dengan China, sekarang kita juga dalam proses dengan UAE, dengan PIF. Itu akan memberikan kita kekuatan lebih untuk berinvestasi di masa depan," Rosan menambahkan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |