Cerita Dirut KAI Bawa Kereta Api Bangkit dari Pandemi hingga Angkut 464 Juta Penumpang

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) meluncurkan buku “Masinis yang Melintasi Badai” yang merekam kepemimpinan Direktur Utama Didiek Hartantyo dalam menakhodai KAI menghadapi pandemi dan mendorong transformasi layanan kereta api nasional.

Didiek Hartantyo resmi menjabat sebagai Direktur Utama KAI pada 8 Mei 2020, di tengah masa krisis akibat pandemi Covid-19. Saat itu, dunia menghadapi tantangan besar, termasuk industri transportasi yang nyaris lumpuh.

Dalam situasi tersebut, Didiek Hartantyo mengambil langkah strategis dengan tiga fokus utama: memastikan operasional KAI tetap berjalan, menjaga keselamatan lebih dari 25 ribu karyawan, dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.

“Adaptasi, transformasi, dan keberlanjutan menjadi pilar utama KAI untuk tetap relevan di masa krisis,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, Jumat (16/5/2025).

Buku “Masinis yang Melintasi Badai” yang baru saja diluncurkan menjadi refleksi kepemimpinan yang tak hanya berstrategi di ruang rapat, tetapi juga turun langsung ke lapangan bersama para pegawai.

Penumpang Melonjak Pasca Pandemi

Strategi yang diterapkan Didiek membuahkan hasil nyata. Pada 2023, KAI mencatat layanan penumpang mencapai 371,54 juta orang. Angka ini terus meningkat hingga sepanjang 2024, total penumpang kereta api mencapai 464.146.563 orang.

Rincian Jumlah Penumpang

Jumlah ini mencakup penumpang dari berbagai unit usaha KAI, termasuk KAI Commuter, KAI Bandara, LRT Jabodebek, dan Whoosh yang dikelola KCIC.

KAI kini melayani rata-rata 35 juta penumpang per bulan, menjadikannya salah satu moda transportasi paling andal dan terintegrasi di Indonesia.

Capaian ini membuktikan bahwa transformasi yang digerakkan sejak masa pandemi tidak hanya bersifat reaktif, tapi berkelanjutan dan visioner.

Inovasi Teknologi

Tak sekadar soal angka, keberhasilan KAI juga terletak pada pendekatan humanis yang dibawa Didiek. Dalam buku tersebut tergambar bagaimana ia menyalami langsung para teknisi yang bekerja di rel, bengkel kereta (Balai Yasa), hingga staf operasional di stasiun.

Kepemimpinan berbasis empati ini menciptakan semangat kolektif perubahan yang menjadikan seluruh elemen KAI merasa terlibat dan dihargai.

Buku ini juga menjadi medium untuk mendokumentasikan inovasi-inovasi yang dilakukan, termasuk digitalisasi layanan, penguatan sistem keselamatan, hingga peningkatan layanan pelanggan. Transformasi ini menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih aman, nyaman, dan efisien bagi masyarakat.

Apresiasi Erick Thohir

Kontribusi terhadap Literasi dan Karakter BangsaPeluncuran buku yang bekerja sama dengan Kompas Gramedia ini menjadi bagian dari gerakan literasi nasional.

Dengan capaian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2024 sebesar 73,52—melampaui target nasional—buku “Masinis yang Melintasi Badai” diharapkan menjadi kontribusi KAI sebagai BUMN terhadap pembangunan karakter bangsa.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya mengapresiasi hadirnya buku ini. Menurutnya, pandemi menjadi ujian besar bagi BUMN, dan KAI berhasil membuktikan diri mampu keluar dari krisis dengan transformasi yang nyata. “Tantangan ke depan adalah menjaga transformasi ini tetap berkelanjutan,” ujar Erick.

Buku ini tak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga inspirasi bagi generasi pemimpin berikutnya tentang pentingnya keberanian, empati, dan inovasi dalam memimpin perubahan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |