Liputan6.com, Jakarta - Ali menceritakan bagaimana awal mulanya hingga kini menjadi CSR PT Badak NGL atau Badak LNG di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Seperti diketahui, PT Badak NGL merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Energi, yang melalui 4 pilar kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) aktif terlibat dalam upaya pembangunan Kota Bontang.
"Dari awal memang saya itu nelayan. Saya tahun 1996 kerja di perusahaan. Saya hampir 20 tahun kerja di pertambangan. Begitu 2009 akhir, saya coba bikin pembibitan mangrove karena waktu di perusahaan memang banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab, contohnya seperti menebang mangrove," ucap Ali mengawali kisahnya saat ditemui Liputan6.com dan beberapa media lainnya, Rabu 15 Oktober 2025 di Bontang, Kalimantan Timur.
"Jadi pikiran saya waktu itu, kalau bukan kita siapa lagi? Habis itu saya coba bikin pembibitan, dan waktu itu saya diarahkan sama Lurah saya bikin proposal ke PT Badak," sambung dia.
Menurut Ali, kala itu membuat proposal pengajuan ke Badak LNG untuk pembibitan saja, meminta perahu karena untuk mengambil pembibitan tersebut. Bak gayung bersambut, perwakilan Badak LNG datang menemui Ali.
"Jadi waktu itu saya dibantu perahu kedinding, gak sampai seminggu, datang dari PT Badak ke rumah saya. Ditanyakan Pak Ali masih butuh? Tapi waktu itu saya malu tapi dari Badak bilang Pak Ali bikin lagi satu perahu kedinding pakai uang Pak Ali, nanti diganti perusahaan, yang penting ada kwitansinya," kata Ali.
Dan sejak saat itulah, pembibitan mangrove Ali terus berkembang, muncul program-program dan penanaman.
"Penanaman mangrove, mulai dari pemerintah, dari pusat PT Badak itu sudah ada program, seratus ribu per tahun. Tapi yang waktu itu begini, penanaman seratus ribu, bikin bibit seratus ribu itu boleh dijual, kecuali enggak laku, baru PT Badak suruh nanam bibit itu," terang Ali.
"Mulai dari itu. Jadi PT Badak sudah mulai muncul program itu. Pemerintah juga sudah masuk, dari mana-mana sudah mulai. Sempat tiga tahun berturut-turut itu, program itu masuk, berikutnya sudah masuk di perusahaan-perusahaan lain. Bahkan dari pemerintah pusat sudah masuk," sambung dia.
Gerakan Restorasi tanam 3000 Mangrove PT. Indonesia Morowali Industrial Park.
Sempat Hanya Didukung Badak LNG hingga Akhirnya Pemerintah Perhatikan
Menurut Ali, kala itu dirinya hanya didukung Badak LNG hingga akhirnya ia dipanggil oleh menteri ke Jakarta.
"Saya berangkat ke Jakarta itu, dipanggil masih menterinya Pak Zulkifli Hasan, saya masuk ke Istana. Itu cuma PT Badak yang fasilitasi tiketnya," kata dia.
"Begitu saya sampai di Jakarta, saya ikut lomba, saya masuk juara harapan dua tingkat nasional, karena begitu dilihat kok dari pemerintahnya enggak ada, mau dari Lurah, mau dari Camat. Begitu saya habis dari sana, baru pada keluar semua. Mulai sudah berkembang seperti itu," sambung Ali.
Setelah itu, program dari Badak LNG pun tetap berjalan seperti biasa hingga masuklah dari Kementerian setelah sebelumnya ada dari Badak LNG dan Pertamina memberikan bibit. Ali mengatakan, bibit tersebut diberikan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dari pemerintah.
"BRGM itu masuk ke saya, dua tahun berturut-turut hampir 4 juta bibit. Saya juga berterima kasih, PT Badak juga banyak membantu, pemerintah juga banyak dari pusat, karena waktu itu sulit-sulitnya masyarakat Kota Bontang karena Covid-19," cerita Ali.
"Waktu Covid itu orang-orang yang jualan di sekolah, bahkan sampai sempat 300 pekerja di sini. Karena waktu itu kan sekolah ditutup, enggak ada boleh jualan. Jadi dipekerjakanlah di laut. Alhamdulillah begitu Covid sudah selesai, ada modal lagi kembali," sambung dia.
Sempat Dihina hingga Kini Sukses Buat Pusat Konservasi dan Wisata Mangrove
Ali menceritakan dirinya sempat dihina oleh tetangganya lantaran mengelola mangrove.
"Awalnya saya di sini dihina. Kenapa dihina waktu itu mungkin gaji saya Rp 6 juta, Rp 9 juta tapi saya malah beralih main lumpur. Itu tahun 2009-2010 mau dibilang, bahkan kalau saya lewat di depan rumah, ada itu bodok. Tapi alhamdulillah, kalau sekarang sudah bisa dibilang Pak Ali mampir," kata dia.
"Kalau dipikiran saya, karena memang saya orang di pendidikan terbatas, tapi juga belajar sedikit-sedikit juga dari perusahaan, memang seperti itu. Kalau kita mau maju, jangan mendengarkan orang lain," sambung Ali.
Kemudian, menurut dia, saat ini mulai dari 2009, penanaman mangrove paling kecil jumlahnya 150 ribu. Tetapi saat ini sedang berkurang, pada 2025 ini baru 10.000an dan nanti akan masuk 30.000 bibit, serta Badak 40.000 bibit mangrove.
Bukan Hanya Sekadar Bibit Mangrove dan Dukungan Badak LNG
Tak hanya bibit mangrove, Ali juga mengolah hasil lain.
"Jadi di sini, ada jual bibit, penanaman, ada juga ibu-ibu pengolahan bikin sirup mangrove, dodol mangrove, pewarna batik juga ada," kata Ali.
Sebab, menurut Ali, mangrove sendiri ada beberapa jenis dan kegunaannya juga bermacam-macam, sebab di Bontang ada 27 ribu jenis.
"Kalau seperti jenis Risopora Mukronata, itu kita pakai buahnya untuk pewarna. Kalau kayak Bulgaira, itu untuk dibikin tepung kayak dodol. Ada Soneratia Opata itu bikin sirup," cerita dia.
"Karena di sini ada 27 ribu jenis di sekitar Bontang yaitu Soneratia Alba, Risopora Mukronata, Apikulata, ada berapa kita di sini," sambung Ali.
Dia mengaku, saat ini memiliki stok sekitar 200 ribuan bibit mangrove dan ada beberapa binaan di bawahnya. Hingga saat ini Ali juga menerima anak-anak yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan atau PKL.
"Jadi banyak juga mahasiswa belajar di sini, bisa saya katakan tahun-tahun sebelumnya itu 95 persen. Ada juga anak-anak PKL di sini. Cuma kadang lucunya gini, saya ini kan cuma SMP, tapi yang anak PKL ini kan kuliahan. Ya kan lucu kalau aku yang ngajarin, kadang ketawa saya itu. Kadang kalau di sini itu gini, kita fasilitasi tempat," ucap Ali.
"Waktu jaya-jayaanya mangrove itu, dia PKL kita kasih tempat gratis, makan gratis, bahkan kalau kita ada rezeki, pulang kita kasih amplop, kadang Rp 2 juta, Rp 1 juta, kita kasih amplop semua. Tapi mudah-mudahan tahun ini bisa kencang lagi mangrovenya," tutup Ali.
Sementara itu, Manajer CSR & Relations PT Badak NGL Putra Peni Luhur Wibowo mengatakan, pihaknya mendorong pemberdayaan masyarakat Bontang melalui banyak program lainnya.
"Semuanya berkelanjutan dan juga berhubungan," tegas Luhur, sapaan akrabnya.