Beri Kepastian Investor, Target 10 Juta Ton Biomassa Harus Bersifat Mandatori

7 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat pasokan biomassa sebagai sumber energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan menggandeng pihak swasta PT Sumber Daya Bumi Nusantara (SDBN).

Direktur Bioenergi PLN EPI, Hokkop Situngkir, mengatakan, kerja sama ini menitikberatkan pada dua hal utama, yakni keberlanjutan (sustainability) dan kepastian harga. Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya PLN EPI memperkuat rantai pasok energi bersih dan mendukung target bauran energi baru terbarukan nasional.

“Kalau mitra sudah diberikan harga yang baik, tentu dia juga berharap mendapatkan manfaat dari sisi volume dan keberlanjutan. Harapannya, pengembangan potensi yang dilakukan oleh PT Sumber Daya Nusantara bisa menjawab dua hal itu,” kata Hokkop, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, keberhasilan kerja sama bergantung pada keseimbangan antara harga yang kompetitif, volume yang terjamin, serta kualitas pasokan yang konsisten.

Hokkop menjelaskan, ke depan PLN EPI akan memastikan agar rencana pengembangan pasokan biomassa terintegrasi dalam strategic plan perusahaan. Ia juga mendorong agar seluruh suplai biomassa bersifat mandatori, sehingga memberikan kepastian bagi investor maupun mitra penyedia bahan baku.

“Target 3 juta, 5 juta, bahkan 10 juta ton biomassa harus bersifat wajib. Kalau tidak ada kepastian seperti itu, investasi sulit berjalan. Kita tidak ingin terjebak pada persoalan ‘telur dan ayam’, di mana investasi dan suplai saling menunggu,” katanya.

Promosi 1

Penuhi Kebutuhan Pasokan Biomassa

Hokkop menegaskan bahwa sebagai BUMN, seluruh proses kerja sama akan dijalankan sesuai prinsip good corporate governance (GCG) dan aturan nasional yang berlaku.

“Kami ingin memastikan SDBN adalah mitra yang tepat untuk kerja sama jangka panjang. Semua akan mengikuti prosedur dan mekanisme proses penyediaan biomassa di PLN EPI serta melalui proses due diligence yang transparan,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur PT Sumber Daya Bumi Nusantara, Landon Irawan menyatakan kesiapan perusahaannya untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa dengan pengembangan investasi fasilitas produksi, terutama di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang memiliki potensi besar feedstok bahan baku biomassa.

"Potensi biomassa di Kaltim & Kalbar cukup besar. Kami akan menyesuaikan kapasitas produksi secara bertahap agar bisa memenuhi kebutuhan PLTU PLN Grup di wilayah tersebut,” ujarnya.

PLN EPI Siap Pasok 10 Juta Ton Biomassa untuk Pembangkit Listrik di 2030

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperluas pemanfaat sumber energi dengan mengukuhkan bioenergi sebagai pionir transisi energi untuk menurunkan emisi karbon menuju target Net Zero Emission 2060. Sehingga tidak lagi fokus pada biomassa.

Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengatakan, perubahan ini lahir dari kebutuhan memperluas cakupan kerja, dari sekedar pemanfaatan limbah biomassa menjadi ekosistem energi hijau yang terintegrasi.

“Pergeserabbbiomassa ke bioenergi cukup strategis. Biomassa selama ini dikonotasikan dengan limbah dan deforestasi. Dengan nama baru, kita ingin menegaskan bahwa cita-cita kita bukan hanya mengumpulkan limbah dan membakarnya, tetapi mengeksplorasi potensi bioenergi yang jauh lebih luas seperti biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” kata Rakhmad, Minggu (12/10/2025).

Menurut Rakhmad, PLN EPI menargetkan pengembangan ekosistem pasokan bioenergi yang sustainable. Data roadmap menunjukkan, pada 2030 PLN EPI berkomitmen memasok hingga 10 juta ton biomassa, 2.957 BBTU biogas, serta mendorong dedieselisasi 16,2 MW di berbagai daerah.

Total kontribusi reduksi emisi diproyeksikan mencapai 12–14 juta ton CO₂eq, setara 3–4 persen target ENDC sektor ketenagalistrikan 2030.

Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menambahkan, semangat baru ini muncul dari evaluasi capaian Biomassa PLN EPI selama tiga tahun terakhir. Ia mencontohkan, pasar bioenergi terbuka luas seperti pelet kayu yang di Indonesia dipakai untuk cofiring pembangkit, di luar negeri justru digunakan untuk pemanas rumah tangga dan industri kuliner.

Kebutuhan Listrik Desa

Selain itu, konsep biogas dan waste-to-energy berbasis kemitraan dengan koperasi dan perkebunan dinilai dapat menjadi jawaban atas kebutuhan listrik desa dan pengurangan emisi.

“PLN EPI telah memasok hingga 1,6 juta ton biomassa, jumlah terbesar di antara korporasi sejenis. Namun untuk melangkah lebih jauh, kita butuh rebranding agar semangat baru tumbuh. Bioenergi bukan hanya soal limbah, tapi energi hijau yang bersih, modern, dan siap pakai. Dengan cara pandang baru, bioenergi harus diposisikan sejajar dengan batu bara dan gas, bukan sekadar limbah,” kata Hokkop.

Dengan rebranding ini, PLN EPI memposisikan diri tidak hanya sebagai penyedia bahan baku, melainkan penggerak solusi energi hijau yang menyatukan rantai pasok, teknologi, inovasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Langkah ini sekaligus mempertegas PLN EPI sebagai bagian strategis dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional dan agenda keberlanjutan global.

“Potensinya luar biasa. Jika ekosistemnya dipersiapkan dengan baik, angka 10 juta ton pasokan bioenergi bukan mustahil tercapai. Kuncinya ada pada keberanian kita mengubah cara pandang dan menjadikan bioenergi sebagai motor transisi energi Indonesia,” tambah Hokkop.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |