Awas Modus! Ini Tips Jaga Data Pribadi agar Aset Perbankanmu Aman

10 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Di era serba digital, data pribadi ibarat kunci rumah. Kalau kuncinya jatuh ke tangan orang lain, semua isi rumah bisa raib begitu saja. Begitu juga dengan dunia perbankan, sekali data pribadi dicuri, isi rekening bisa diambil, identitas bisa dipalsukan, bahkan nama baik bisa tercoreng.

Kekurangannya? Kalau kita abai menjaga data pribadi, risiko jadi korban penipuan atau pencurian digital akan semakin besar. Bayangkan betapa paniknya saat tiba-tiba saldo habis atau transaksi misterius muncul tanpa izin. Rasa aman bisa hilang seketika, dan mengurus masalahnya pun tidak mudah.

Tapi ada juga kelebihannya saat kita disiplin menjaga kerahasiaan data pribadi. Hidup jadi lebih tenang, transaksi perbankan terasa aman, dan kita bisa lebih percaya diri dalam beraktivitas digital tanpa dihantui rasa was-was. Jadi, menjaga data pribadi bukan cuma soal keamanan, tapi juga soal kenyamanan hidup sehari-hari.

Memang, modus penipuan makin ke sini makin canggih, bikin was-was banget! Jangan sampai kamu yang jadi korban berikutnya. Seperti kunci rumah yang harus dijaga rapat-rapat, data pribadi adalah kunci akses para fraudster untuk mencuri aset perbankan kamu. Kalau bocor, dampaknya bisa fatal.

Makanya, penting banget buat selalu waspada. Yuk, kita bedah tips dan trik penting supaya data pribadi tetap aman dan aset perbankan terlindungi.

Jangan Panik, Verifikasi Dulu!

Sering banget ada pesan WA atau SMS soal perbankan yang bikin kaget, misalnya:"Selamat! Kamu dapat hadiah undian Rp100 juta dari Bank XYZ. Klik link ini untuk klaim hadiah."

Atau bahkan pesan yang lebih menakutkan: "Telah terjadi transaksi kartu kredit sebesar Rp9juta, segera batalkan transaksi di link ini!"

Kalau langsung panik, besar kemungkinan kita terpancing untuk menuruti instruksi mereka. Padahal, itu murni modus.

Tenang dulu, jangan buru-buru percaya apalagi langsung panik. Selalu cek kebenaran informasinya lewat sumber resmi bank. Ingat, menjaga emosi dan tetap tenang bisa menyelamatkanmu dari jebakan penipu.

Modus paling klasik tapi masih banyak korban adalah lewat link jebakan. Contohnya pesan: "Klik link berikut untuk memperbarui data akun Anda: www.akun-bankku-update.com"

Kelihatannya resmi, padahal itu alamat palsu. Begitu di klik, kita diarahkan ke halaman tiruan yang meminta username, password, atau Kode OTP. Hasilnya? Data kita dicuri.

Nah, kalau ada link mencurigakan di SMS, WhatsApp, atau email, sebaiknya jangan langsung di klik. Itu bisa jadi pintu masuk malware atau jebakan phising. Abaikan saja kalau sumbernya nggak jelas.

Datamu, Rahasiamu!

Data pribadi seperti password, kode PIN, Kode OTP, nomor kartu, CVV/CVC, masa berlaku kartu, kode respon Appli Key BCA adalah pintu masuk fraudster. Mereka bisa berpura-pura jadi petugas bank dan menelpon kita:

"Kami dari bank, untuk verifikasi, mohon sebutkan kode OTP yang baru saja dikirim ke ponsel Anda."

Begitu kita sebutkan, selesai sudah. Akses rekening berpindah ke tangan mereka. Ingat! Bank tidak akan pernah meminta kode OTP atau data rahasia lainnya. Jadi jangan bocorkan ke siapa pun, bahkan jika mengaku dari bank.

Gunakan PIN dan Password yang Sulit Ditebak

Masih banyak orang pakai password "123456" atau tanggal lahir sendiri. Itu mudah ditebak, apalagi kalau data pribadinya suka dipamerkan di medsos.

Contoh password lemah:

  • Nama + tahun lahir → “sinta1998”
  • Tanggal ulang tahun → “1708”

Contoh password kuat:

  • Kombinasi huruf, angka, simbol → “S!nta#09*98”

Sebaiknya buat password dengan kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan simbol. Lebih baik lagi untuk rutin mengganti PIN dan password demi keamanan ekstra.

Jangan Transaksi Bank Pakai Wifi Publik

Wifi gratis di kafe atau bandara memang menggoda. Tapi jaringan publik sangat rentan disusupi scammer. Mereka bisa mengintip aktivitas kita, termasuk saat login ke aplikasi mobile banking.

Seperti contoh kasus pengguna yang transaksi lewat wifi hotel, tiba-tiba saldo rekeningnya terkuras karena data loginnya berhasil direkam pihak tak bertanggung jawab. Untuk urusan perbankan, lebih aman pakai paket data pribadi. Ingat, gratisan kadang mahal harganya.

Medsos Itu Panggung, Bukan Brankas!

Tanpa sadar, kita sering memamerkan data pribadi di media sosial. Misalnya, foto SIM baru, KTP untuk kebutuhan administrasi, atau bahkan pamer STNK motor baru.

Masalahnya, penipu bisa mengumpulkan informasi itu untuk modus pinjaman online ilegal atau menyamar jadi kita. Sebagai contoh foto KTP yang tersebar bisa dipakai untuk membuka akun palsu atas nama kita. Ujung-ujungnya, kita yang harus menanggung reputasi buruknya.

Intinya jangan pernah kasih celah sedikitpun buat penipuan. Selalu jaga kerahasiaan data pribadi supaya aset perbankan tetap aman, dan kamu bisa beraktivitas digital dengan hati tenang.

Kalau mau tahu info modus-modus terkini beserta tips keamanannya, langsung aja cek di sini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |