AAUI Bali Rendezvous 2025 Jadi Ajang Industri Asuransi Bangun Jejaring

4 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Ajang tahunan yang mempertemukan para pemangku kepentingan industri asuransi dari dalam dan luar negeri, AAUI Bali Rendezvous 2025 kembali digelar. 

AAUI Bali Rendezvous 2025 menjadi momentum penting bagi pelaku industri untuk membangun jejaring, memperluas kerja sama, dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di tengah dinamika ekonomi global.

Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan di bawah Indonesia Financial Group (IFG) pun ikut serta dalam ajang tersebut dengan dukungan dari sejumlah anggota holding, yaitu Bahana TCW Investment Management, Askrindo, IFG Life, dan Nasional Re.

Keterlibatan IFG dan anggota holdingnya dalam forum ini menegaskan peran perusahaan sebagai penggerak transformasi industri asuransi nasional, sekaligus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri keuangan nasional.

Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji, menyampaikan bahwa partisipasi IFG dalam kegiatan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk mendorong transformasi menyeluruh pada industri asuransi.

“Partisipasi IFG dalam AAUI Bali Rendezvous 2025 mencerminkan semangat kolaborasi dan transformasi. Kami percaya, masa depan industri asuransi Indonesia bergantung pada kemampuan semua pihak untuk beradaptasi, bersinergi, dan menerapkan praktik bisnis yang berintegritas serta berkelanjutan,” ujarnya, Sabtu (18/10/2025).

Praktik Bisnis Berintegritas

Lebih lanjut, Denny menegaskan bahwa IFG memandang forum ini sebagai kesempatan untuk memperluas dialog antar pemangku kepentingan, memperkuat tata kelola, dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri asuransi nasional.

Sebagai holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi di bawah naungan Danantara Indonesia, IFG terus berkomitmen menghadirkan praktik bisnis berintegritas yang sehat, transparan, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.

Dukungan terhadap kegiatan seperti AAUI Bali Rendezvous 2025 merupakan wujud nyata komitmen IFG dalam memperkuat sinergi industri, memperluas kolaborasi internasional, serta mengakselerasi transformasi menuju industri asuransi yang lebih tangguh, inovatif, dan berdaya saing global.

Kinerja IFG Life Melesat, Premi Naik 4,5% dan Klaim Dibayar Rp 22,5 Triliun

Sebelumnya, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menutup kuartal III 2025 dengan kinerja yang solid. Sepanjang Januari–September 2025, perusahaan mencatat perolehan premi konsolidasi sebesar Rp 3,74 triliun, meningkat 4,5% atau Rp 165 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,58 triliun.

Corporate Secretary IFG Life Gatot Haryadi menjelaskan, pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri asuransi jiwa nasional yang hanya naik 3,6%, menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) semester I 2025.

"Pencapaian ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan dan produk IFG Life," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).

Selain fokus pada pertumbuhan bisnis, IFG Life tetap berkomitmen menunaikan tanggung jawabnya kepada nasabah. Sejak berdiri pada Oktober 2020 hingga September 2025, perusahaan telah membayarkan klaim lebih dari Rp22,5 triliun kepada lebih dari 450.000 peserta.

Angka tersebut mencerminkan keseriusan IFG Life dalam menjaga kepercayaan publik dan memenuhi hak pemegang polis tepat waktu.

Rasio Kecukupan Modal

Meskipun pada periode Januari–September 2025 IFG Life mencatat kerugian setelah pajak sebesar Rp 119 miliar, perusahaan tetap mampu membukukan laba komprehensif positif senilai Rp 465,4 miliar.

Kinerja keuangan ini didukung oleh ekuitas perusahaan yang mencapai Rp 5,96 triliun, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan aturan, OJK menetapkan ambang ekuitas minimum Rp 500 miliar pada 2026 dan Rp 1 triliun pada 2028, sehingga posisi IFG Life saat ini terbilang sangat kuat.

IFG Life juga menjaga Rasio Kecukupan Modal (RBC) di level 214,97%, jauh di atas batas minimal OJK sebesar 120%. Angka ini menegaskan bahwa fundamental keuangan perusahaan tetap sehat, sehingga mampu mengelola risiko dan memenuhi kewajiban finansial kepada seluruh nasabahnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |