Youtuber Sumbang Ekonomi Inggris Rp 45,21 Triliun di 2024

1 month ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem konten kreator YouTube di Inggris kini tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Laporan dampak ekonomi yang dilakukan oleh Oxford Economics mengungkap data yang mengejutkan.

Para kreator konten YouTube atau biasa disebut Youtuber menyumbang sekitar USD 2,7 miliar atau kurang lebih Rp 45,21 triliun (estimasi kurs Rp 16.746 per USD) bagi perekonomian Inggris pada 2024.

Tak hanya itu, sektor ini juga dilaporkan telah memberikan 45.000 lapangan kerja baru di seluruh negeri.

Angka fantastis ini hadir seiring dengan diluncurkannya kelompok parlemen lintas-partai (All-Party Parliamentary Group/APPG) yang secara khusus didedikasikan untuk mewakili para kreator dan influencer di Inggris.

Pengakuan Resmi dari Westminster

Dikutip dari BBC, Kamis (25/9/2025), peluncuran APPG ini menjadi simbol pengakuan yang telah lama dinantikan bagi para pekerja kreatif digital. Feryal Clark, Labour MP untuk Enfield North dan Co-Chair APPG, menyebut para kreator sebagai "pelopor revolusi kreatif baru".

Clark menambahkan bahwa selama ini kontribusi mereka terlalu lama diremehkan di Westminster.

Menyambut inisiatif ini, kreator konten asal Inggris, Lilly Sabri, yang dikenal di ranah kebugaran, menyampaikan apresiasinya.

"Selama bertahun-tahun orang mempertanyakan apakah menjadi kreator konten adalah pekerjaan nyata, dan apakah Anda benar-benar dapat membangun karier yang berkelanjutan dari sana," ujarnya kepada BBC.

Sabri, yang memulai kariernya di YouTube delapan tahun lalu dan telah meluncurkan dua bisnis, menegaskan peran platform tersebut dalam kesuksesannya.

"Meskipun gelar fisioterapi saya merupakan bagian integral dari apa yang saya lakukan, tanpa YouTube saya tidak akan berada di posisi saya hari ini, dan saya tidak akan meluncurkan bisnis-bisnis ini dan mempekerjakan banyak orang seperti sekarang," jelasnya.

Hambatan Terhadap Akses

Meskipun APPG bersifat informal dan tidak memiliki kekuatan resmi, layaknya sekitar 500 APPG lain yang mewakili berbagai sektor, kelompok ini berfungsi sebagai jembatan penting untuk menyampaikan wawasan industri langsung kepada para pembuat kebijakan.

Para kreator mengakui bahwa mereka masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk akses terhadap pelatihan dan peluang pendanaan, kesulitan mencari ruang studio yang sesuai, hingga mengurus izin pembuatan film (film permits).

"Forum lintas-partai baru ini akan mengatasi hal tersebut: meruntuhkan hambatan yang menghambat bakat, mengedepankan kreator sebagai pionir di zaman kita, dan memastikan Inggris memimpin dunia sebagai rumah utama kreativitas, inovasi, dan ambisi," tegas Ms. Clark.

Pergeseran Model Bisnis dan Dukungan Pemerintah

Inggris dikenal sebagai rumah bagi sejumlah YouTuber terbesar di dunia, termasuk nama-nama besar seperti DanTDM dan Sidemen, yang memiliki jutaan pelanggan.

Joseph Garrett, yang lebih dikenal sebagai Stampy dengan 10 juta subscriber di kanal utamanya, menyoroti adanya disparitas antara konten online dan media tradisional. Ia menyebut kreator seperti dirinya selama ini sangat bergantung pada sumber pendapatan tradisional seperti pengiklan dan sponsor.

"Hal ini telah mempertahankan disparitas signifikan antara jumlah penayangan dan pendapatan yang dihasilkan untuk konten online-only dibandingkan dengan media yang lebih tradisional," kata Stampy kepada BBC Tech Life.

Penonton Lebih Besar dari TV

Secara historis, YouTuber harus mendapatkan jumlah penonton yang jauh lebih besar daripada TV untuk mendapatkan uang iklan yang setara. Hal ini karena platform streaming umumnya membayar berdasarkan interaksi pemirsa dengan iklan, sementara iklan TV dibayar dengan tarif tetap.

Namun, Stampy menyebut situasi ini mulai bergeser dalam beberapa tahun terakhir.

Dukungan pemerintah juga dinilai krusial. Brandon B, yang dikenal dengan video efek visual bentuk pendek dan memiliki 16 juta subscriber, mengatakan industri ini membutuhkan dukungan pemerintah untuk "menembus ke level berikutnya".

"Kami kini berada pada skala di mana kami merasa benar-benar membutuhkan cap persetujuan dari pemerintah dan sebuah suara di Parlemen untuk membantu kami maju," ungkapnya kepada Today programme di BBC Radio 4.

Jejak Politik yang Kian Nyata

Ia mencontohkan, meskipun memiliki follower masif, ia kerap kesulitan menavigasi aturan Inggris untuk hal-hal sederhana seperti mendapatkan izin pengambilan gambar (filming permit) karena "sistem yang berantakan".

"Ini tentang mendukung pertumbuhan bisnis kami, mulai dari dapat mempertimbangkan mengambil modal atau pinjaman dari bank hingga hanya memiliki infrastruktur di sekitar kami," tutup Brandon B, berharap Inggris dapat menyoroti dan mendorong kreator untuk menjangkau audiens global yang lebih jauh.

Masuknya streamer dan influencer ke kancah politik bukan lagi fenomena baru. Musim panas ini, Perdana Menteri Sir Keir Starmer mengundang 90 influencer ke resepsi di 10 Downing Street.

Di Amerika Serikat, Gedung Putih bahkan telah membuka briefing persnya untuk mencakup kreator konten dan influencer di samping jurnalis tradisional. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |